Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka menguat ke level Rp16.329 pada perdagangan hari ini, Senin (17/3/2025). Rupiah menguat di tengah pelemahan dolar AS.
Mengutip data Bloomberg pukul 09.00 WIB, rupiah dibuka menguat 0,13% ke Rp16.329 per dolar AS. Adapun, indeks dolar AS melemah 0,02% ke 103,68.
Bersamaan dengan rupiah, beberapa mata uang kawasan Asia Pasifik dibuka menguat. Mata uang yang dibuka menguat tersebut di antaranya adalah yen Jepang menguat 0,03%, dolar Hong Kong menguat 0,01%, dolar Singapura naik 0,09%, dolar Taiwan menguat 0,09%, won Korea Selatan naik 0,25%, dan yuan China naik 0,03%.
Kemudian peso Filipina menguat 0,08%, ringgit Malaysia melemah 0,01%, dan baht Thailand melemah 0,10% terhadap dolar AS.
Melansir Reuters, dolar AS bertahan mendekati level terendah selama lima bulan terhadap mata uang utama pada Senin (17/3/2025), tertekan oleh kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump yang tidak menentu serta serangkaian data makroekonomi yang lemah.
Analis Goldman Sachs Dominic Wilson dan Kamakshya Trivedi menuturkan telah terjadi dua perubahan tajam di pasar makro selama sebulan terakhir.
Baca Juga
Pertama, terjadi penurunan tajam dalam penilaian terhadap aset AS akibat volatilitas tarif dan ketidakpastian kebijakan yang lebih luas yang diciptakan oleh pemerintahan baru. Kedua, terjadi kenaikan tajam dalam dorongan fiskal di Jerman.
"Kombinasi dari dua perubahan ini menimbulkan tantangan signifikan terhadap narasi keunggulan AS yang telah menjadi tema dominan di pasar," kata mereka dalam catatan kepada klien.
Indeks dolar, yang mengukur mata uang terhadap euro, yen, dan empat mata uang lainnya, nyaris tidak berubah di level 103,71 pada pagi hari ini, kurang dari 0,5% dari titik terendah dalam 5 bulan di 103,21 yang dicapai Selasa lalu.
Indeks ini telah turun hampir 6% dari puncaknya dalam lebih dari dua tahun di 110,17 pada pertengahan Januari, karena optimisme bahwa kepresidenan Trump akan mendorong pertumbuhan berubah menjadi kekhawatiran bahwa kebijakan perdagangannya dapat memicu resesi.
Data pada Jumat menunjukkan bahwa sentimen konsumen AS anjlok ke level terendah dalam hampir dua setengah tahun pada Maret. Sementara itu, ekspektasi inflasi melonjak di tengah kekhawatiran terhadap dampak tarif besar-besaran Donald Trump, yang telah memicu perang dagang global.
Di sisi lain, yen Jepang bertahan dekat level tertinggi 5 bulan, didukung oleh sinyal hawkish dari Bank of Japan (BOJ), meskipun bank sentral secara luas diperkirakan akan mempertahankan kebijakan saat ini dalam keputusan pada Rabu. Federal Reserve AS juga diperkirakan tidak akan mengubah kebijakan pada hari yang sama.