Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kekayaan Bos DCII Toto Sugiri Turun Rp26,28 Triliun dalam Sehari

Nilai kekayaan bersih yang dimiliki oleh Bos DCI Indonesia (DCII) Toto Sugiri turun Rp26,28 triliun dalam sehari pada Senin (17/3/2025).
Presiden Direktur PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) Otto Toto Sugiri ditemui di Jakarta, Kamis (27/1/2023). Bisnis/Annisa Kurniasari Saumi.
Presiden Direktur PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) Otto Toto Sugiri ditemui di Jakarta, Kamis (27/1/2023). Bisnis/Annisa Kurniasari Saumi.

Bisnis.com, JAKARTA — Total nilai kekayaan bersih yang dimiliki oleh konglomerat Indonesia Bos PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) Otto Toto Sugiri menguap puluhan triliun dalam sehari.

Berdasarkan data The Real-Time Billionaires List milik Forbes Senin (17/3/2025), nilai kekayaan bersih atau net worth milik Toto Sugiri turun US$1,6 miliar atau sekitar Rp26,28 triliun.

Alhasil, Toto Sugiri memiliki nilai kekayaan bersih US$6,5 miliar. Posisi itu menempatkannya di posisi ke-500 daftar orang terkaya di dunia dan ke-6 di jajaran orang terkaya Indonesia.

Sementara itu, pergerakan saham DCII di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) juga tengah tersungkur di zona merah pada awal pekan ketiga Maret 2025.

Sampai dengan akhir sesi pertama Senin (17/3/2025), saham DCII terkoreksi 19,99% ke Rp144.750. Posisi itu mencerminkan koreksi 22,18% dalam sepekan terakhir.

Dalam catatan Bisnis, Toto adalah lulusan program master Computer Engineering dari RWTH Aachen German University, Jerman pada 1980. Dia mengawali karirnya sebagai IT General Manager di Bank Bali sekitar 38 tahun lalu. 

Toto mengungkapkan dia dan tim membangun software buatan sendiri untuk membantu proses komputerisasi bank tersebut. Langkah tersebut menjadikan bank tempatnya bekerja sebagai salah satu dari sedikit bank yang sudah menjalankan transaksi terkomputerisasi pada saat itu.

Dia kemudian mendirikan PT Sigma Cipta Caraka pada 1989, dan menjadi direkturnya sampai 2010. Ini adalah cikal bakal Sigma Group, perusahaan penyedia solusi perbankan yang mengembangkan perangkat lunak bagi bank-bank di Indonesia. 

Ketika mendirikan Sigma, Toto menyatakan ada lima rekan kerjanya di bank tersebut yang ikut serta dengannya. Dia mengungkapkan awalnya, Sigma memiliki tujuan yang sederhana yakni menjadi perusahaan perangkat lunak dengan produk yang digunakan di lebih dari 10 perusahaan.

Mimpi itu rupanya bisa terealisasi. Bisnis perusahaan yang prospektif membuat perusahaan ini diakuisisi oleh emiten telekomunikasi pelat merah, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) pada 2010. 

Akuisisi dilakukan TLKM melalui TelkomMetra. Sekarang, namanya dikenal sebagai Telkomsigma. 

Konglomerat Anthoni Salim tercatat masih menjadi salah satu pemegang saham DCII dengan kepemilikan jumbo.

Kehadiran sosok Anthoni Salim yang merupakan nahkoda Grup Salim menjadi salah satu katalis pendongkrak pergerakan saham DCII setelah IPO.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper