Bisnis.com, JAKARTA — Sebanyak Rp3,69 triliun dana asing lari dari pasar saham Indonesia dalam sepekan perdagangan terakhir. Sejumlah saham seperti bank jumbo hingga PT Petrosea Tbk. (PTRO) banyak dijual asing pada pekan ini.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), dalam sepekan perdagangan terakhir atau sejak 10 Maret 2025 sampai 14 Maret 2025 pasar saham Indonesia mencatatkan nilai jual bersih atau net sell asing mencapai Rp3,69 triliun.
Catatan net sell asing pada pekan ini melanjutkan tren pekan sebelumnya, di mana net sell asing tercatat mencapai Rp450,33 miliar.
Alhasil, keluarnya dana asing dari pasar saham Indonesia kian deras sepanjang awal tahun ini. Tercatat, net sell asing mencapai Rp26,04 triliun sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025.
Sementara itu, dalam sepekan perdagangan terdapat deretan saham yang banyak dijual asing. Di antara saham yang paling banyak dijual asing adalah saham bank jumbo atau kelompok bank dengan modal inti (KBMI) IV.
Saham PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) misalnya mencatatkan net sell asing sebesar Rp900 miliar dalam sepekan. Kemudian, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) Rp469 miliar dalam sepekan.
Lalu, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) mencatatkan net sell asing Rp419 miliar serta PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) mencatatkan net sell asing Rp287 miliar.
Selain bank jumbo, saham PTRO pun banyak dilego asing dengan catatan net sell sebesar Rp325 miliar dalam sepekan. Kemudian, saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) mencatatkan net sell asing Rp141 miliar.
Seiring dengan derasnya arus keluar dana asing di pasar saham Indonesia dalam sepekan, indeks harga saham gabungan (IHSG) jeblok. IHSG melemah 1,81% dalam sepekan menjadi berada pada level 6.515,63 pada akhir pekan ini, Jumat (14/3/2025).
Penurunan turut dialami oleh kapitalisasi pasar Bursa yaitu sebesar 1,87% menjadi Rp11.235 triliun dari Rp11.450 triliun pada sepekan sebelumnya.
Adapun, larinya dana asing pada pekan ini terjadi seiring dengan munculnya penilaian negatif dari perusahaan investasi global Goldman Sachs serta Morgan Stanley terhadap pasar saham Indonesia.
Goldman Sachs menurunkan peringkat saham Indonesia dari overweight menjadi market weight. Goldman Sachs menilai pasar Indonesia mengalami tekanan dalam beberapa bulan terakhir didorong oleh sejumlah faktor. Salah satu faktor adalah kekhawatiran atas ketegangan perdagangan global dan melemahnya ekonomi domestik yang telah membuat investor lari dari pasar.
Morgan Stanley juga telah memangkas peringkat saham Morgan Stanley Capital International (MSCI) Indonesia dari equal weight menjadi underweight dalam riset terbarunya.
Dalam laporannya, imbal hasil atau return on equity (ROE) Indonesia menunjukkan momentum penurunan, terutama karena memburuknya lingkungan pertumbuhan bagi sektor cyclical domestik.
Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan dalam risetnya menilai investor telah merespon negatif dari revisi turun peringkat saham di Indonesia oleh Goldman Sachs. Sebelumnya, pemangkasan peringkat juga disampaikan oleh Morgan Stanley.
"Penurunan peringkat berpotensi memicu aksi sell-off khususnya oleh investor asing dan dapat berlanjut untuk beberapa waktu ke depan," kata Valdy dalam risetnya pada beberapa waktu lalu.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.