Bisnis.com, JAKARTA — PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) milik konglomerat Prajogo Pangestu merancang strategi ekspansi pada 2025 setelah mengemas lonjakan laba bersih pada 2024.
Direktur Utama Barito Pacific Agus Pangestu mengatakan perseroan tetap gesit di dalam memanfaatkan likuiditas yang kuat serta pendekatan strategis melalui diversifikasi meskipun menghadapi tantangan global yang berkelanjutan.
Melalui akuisisi anorganik yang terarah, lanjutnya, BRPT terus berekspansi ke segmen yang lebih stabil, memperkuat strategi pertumbuhan jangka panjang.
“Dengan mengandalkan kekuatan finansial, kemitraan strategis, dan keahlian pasar, kami tidak hanya memperluas jejak bisnis kami, tetapi juga membentuk masa depan yang mengutamakan ketahanan, keberlanjutan, dan pertumbuhan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (17/3/2025).
Berdasarkan laporan keuangan 2024, pendapatan BRPT turun 13,55% year-on-year (YoY) dari US$2,76 miliar pada 2023 menjadi US$2,38 miliar. Meski begitu, BRPT meraih laba bersih tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$56,48 juta. Realisasi itu meningkat 116,28% dari laba bersih US$26,11 juta pada 2023.
Baca Juga : Emiten Prajogo Pangestu, Barito Pacific (BRPT) Kantongi Laba Bersih US$56,48 Juta pada 2024 |
---|
Ke depan, kata Agus, strategi ekspansi BRPT didorong oleh visi yang baik untuk pertumbuhan berkelanjutan, mengubah tantangan menjadi peluang.
“Kami juga bersyukur bahwa pabrik Chlor Alkali–Ethylene Dichloride (CA-EDC) Chandra Asri Group di Cilegon telah ditetapkan sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional [PSN], memperkuat komitmen kami terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” paparnya.
Selain itu, perjanjian jual beli bersyarat (CSPA) untuk akuisisi Shell Chemical and Industrial Park (SECP) disebut bos BRPT sebagai sebuah langkah transformatif yang akan memperkuat posisi perseroan sebagai pemain utama di industri kimia regional.
Agus menambahkan BRPT telah menyelesaikan tambahan kapasitas pembangkit binary sebesar 16,6 MW. Ekspansi geotermal itu dinilai sebagai sebuah pencapaian penting dalam upaya berkelanjutan BRPT untuk memperluas jejak energi terbarukan dan memperkuat komitmen perseroandalam mendukung transisi energi Indonesia.
Di sisi finansial, BRPT mencatat rasio utang bersih terhadap ekuitas yang stabil di level 0,72 kali dan rasio utang terhadap modal yang sehat di 52,5% pada akhir 2024.
“Posisi keuangan yang kuat ini memberikan fondasi yang kokoh untuk mendukung rencana ekspansi kami.”
Pada akhir tahun fiskal 2024, total aset BRPT mencapai US$10,52 miliar, meningkat dari US$10,15 miliar pada akhir 2023.