Bisnis.com, JAKARTA — Rencana pemerintah untuk menaikkan tarif ojek online (ojol) dalam waktu dekat dinilai dapat memberikan sentimen negatif terhadap kinerja saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO).
Untuk diketahui, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberi sinyal bahwa tarif ojol akan naik dalam waktu dekat. Hal itu dilakukan seiring dengan rampungnya kajian penyesuaian tarif baru yang disusun pemerintah.
Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat (Hubdat), Aan Suhanan membocorkan kenaikan tarif itu bakal tembus hingga 15% untuk kendaraan roda dua atau ojol. Nantinya, besaran kenaikan akan bervariasi sesuai dengan zona yang telah ditentukan.
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai kenaikan tarif ojek online sebenarnya akan memberikan sentimen negatif bagi saham GOTO. Emiten teknologi ini memang menjalankan bisnis layanan ojek online melalui Gojek.
Sentimen negatif didapat sebab dengan kenaikan tarif ojek online, daya beli masyarakat akan melemah.
Meski begitu, harga saham GOTO pada hari ini mencatatkan penguatan. Harga saham GOTO naik 1,72% ke level Rp59 per lembar pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (1/7/2025).
Baca Juga
Di sisi lain, harga saham GOTO masih di zona merah, melemah 15,71% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025.
"Kalau sentimen tarif mereda dan kenaikan tarif hanya wacana atau tidak jadi, ditambah kinerja sisi top line dan bottom line membaik, maka saham GOTO bisa menguat," kata Nafan kepada Bisnis pada Selasa (1/7/2025).
Dia menjelaskan sentimen lainnya yang bisa memengaruhi harga saham GOTO adalah tren suku bunga acuan. Apabila terdapat penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), maka akan mampu mengurangi borrowing cost dan mendorong likuiditas di pasar saham.
Analis Bahana Sekuritas Kevin Jonathan Panjaitan dan Yogi Satrio Bagus dalam risetnya mencatat bahwa persaingan dengan pemain lain di segmen ride-hailing atau ojek online bisa menjadi tantangan bagi saham GOTO. Emiten tersebut akan bersaing dengan Grab, InDrive Bike, dan Maxim di segmen ride-hailing.
"Strategi harga agresif [dari pesaingnya] Grab berpotensi menggerogoti pangsa pasar Gojek atau berpotensi menekan marginnya," tulis Kevin Jonathan Panjaitan dan Yogi Satrio Bagus dalam risetnya.
Selain itu, daya beli yang lebih lemah bisa menjadi tantangan bagi saham GOTO. Adapun, potensi aksi korporasi pun diproyeksikan mampu menyengat saham GOTO.
Bahana Sekuritas merekomendasikan hold untuk GOTO dengan target harga di level Rp73 per saham.
Berdasarkan data Bloomberg, konsensus analis terbaru menunjukan bahwa sebanyak 23 sekuritas menyematkan rekomendasi beli untuk GOTO. Lalu, tujuh sekuritas merekomendasikan hold. Target harga saham GOTO sendiri berada di level Rp97,48 per lembar dalam 12 bulan ke depan.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.