Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Tembaga Melesat Didorong Pemulihan Manufaktur China

Harga kontrak tembaga di London Metal Exchange sempat menguat hingga US$10.000 pada Selasa (1/7) dan ditutup naik 0,7% ke level US$9.934 per ton.
Pekerja menangani pelat tembaga di pabrik elektrolisis tembaga di tambang Zijinshan, yang dioperasikan oleh Zijin Mining Group Co., di Longyan, China, Senin (23/10/2024).  Bloomberg/Qilai Shen.
Pekerja menangani pelat tembaga di pabrik elektrolisis tembaga di tambang Zijinshan, yang dioperasikan oleh Zijin Mining Group Co., di Longyan, China, Senin (23/10/2024). Bloomberg/Qilai Shen.

Bisnis.com, JAKARTA – Harga komoditas tembaga menguat ke posisi tertinggi dalam tiga bulan terakhir pada Selasa (1/7/2025) menyusul tanda-tanda pulihnya aktivitas manufaktur di China.

Melansir Bloomberg, Rabu (2/7/2025), kontrak tembaga tiga bulan di London Metal Exchange (LME) sempat menguat hingga 1,3% ke level US$10.000 per ton pada Selasa (1/7), seiring lonjakan harga pada satu jam terakhir sesi perdagangan di Shanghai.

Pemulihan sektor manufaktur China pada Juni mengindikasikan bahwa negara konsumen tembaga terbesar di dunia mulai merasakan dampak positif dari meredanya ketegangan dagang dengan Amerika Serikat.

analis Marex Group Al Munro mengatakan dorongan permintaan dari China menjadi motor utama kenaikan harga tembaga kali ini.

“Terlepas dari spekulasi terkait kondisi makro, aliran transaksi dan data yang kami amati tetap menunjukkan sinyal positif,” jelasnya.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan bahwa negosiasi perdagangan dengan Beijing akan diawali dengan pembahasan tarif timbal balik, sementara bea atas tembaga dan komoditas mentah lainnya akan menjadi agenda selanjutnya.

Penundaan keputusan tarif ini membuka peluang premium bagi tembaga AS, karena memberikan waktu lebih lama bagi pelaku pasar untuk mengirimkan logam ke gudang-gudang di Amerika sebelum tarif berlaku. Langkah ini berpotensi memperketat suplai di pasar global lainnya.

Namun untuk saat ini, tekanan pasokan di pasar London tampak mulai mereda. Spread utama di LME mulai melunak, termasuk spread “Tom/next” — indikator biaya untuk menggulirkan posisi tunai jangka pendek — yang mencatat penurunan tajam setelah sempat melonjak ke titik tertinggi sejak 2021 pada pekan lalu.

Tembaga di LME ditutup naik 0,7% ke level US$9.934 per ton, sementara harga nikel dan aluminium tercatat stabil tanpa perubahan berarti.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper