Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Medco Energi (MEDC) Bakal Gandeng SKK Migas Jajaki Potensi Komersial Hidrokarbon

Lewat anak usahanya, PT Medco E&P Rimau, MEDC mengonfirmasi keberadaan hidrokarbon setelah pengeboran sedalam sekitar 3.220 kaki di Sumur West Kalabau-1.
Ekspansi proyek migas PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC)./medcoenergi.com
Ekspansi proyek migas PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC)./medcoenergi.com

Bisnis.com, JAKARTA — PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) bekerja sama dengan SKK Migas untuk mengevaluasi potensi komersial temuan hidrokarbon pada sumur eksplorasi West Kalabau-1, berlokasi di Blok Rimau, Sumatra Selatan. 

Lewat anak usahanya, PT Medco E&P Rimau, MEDC mengonfirmasi keberadaan hidrokarbon setelah pengeboran sedalam sekitar 3.220 kaki di Sumur West Kalabau-1. 

“Keberhasilan penemuan di West Kalabau-1 menunjukkan bahwa cekungan-cekungan mature di Indonesia masih memiliki potensi untuk bisa dikembangkan,” kata Direktur Utama PT Medco E&P Indonesia Ronald Gunawan  lewat keterbukaan informasi, dikutip Kamis (4/3/2025). 

Ronald menuturkan konfirmasi hidrokarbon itu memberi dasar yang kuat bagi perseroan untuk melakukan pengembangan lebih lanjut pada blok tersebut. 

MEDC bersama dengan SKK Migas bakal melanjutkan pengujian sumur tambahan dan evaluasi teknis untuk menilai lebih lanjut ukuran potensi dan kelayakan komersial dari penemuan tersebut. 

“Kami akan bekerja sama dengan SKK Migas untuk mengevaluasi lebih lanjut potensi komersial dari penemuan ini,” katanya. 

Sebelumnya, emiten keluarga Panigoro itu mnetapkan panduan produksi migas yang moderat, diimbangi dengan target penjualan listrik yang lebih tinggi tahun ini. 

MEDC membidik produksi migas sebesar 145 million barrel oil equivalent per day (mboepd) sampai dengan 150 mboepd. 

Target itu relatif sama dengan panduan sepanjang tahun lalu di kisaran 145 mboepd. Sementara itu, penjualan ketenagalistrikan mencapai sebesar 4.500 gigawatt per hour (GWh) pada tahun ini. Target itu lebih tinggi dari panduan 2024 sebesar 4.100 GWh.

“Untuk memenuhi panduan produksi, perusahaan fokus memaksimalkan monetisasi cadangan yang ada serta meningkatkan cadangan melalui pelaksanaan proyek-proyek strategis,” kata CFO MEDC Anthony Mathias kepada Bisnis.com, Selasa (28/1/2025).

Berdasarkan laporan keuangan yang berakhir 30 September 2024, MEDC mencatat laba bersih sebesar US$273,27 juta atau sekitar Rp4,29 triliun (asumsi kurs Rp15.710 per dolar AS) sepanjang periode 9 bulanan 2024. Torehan itu naik 12,7% dari periode yang sama tahun sebelumnya di level US$242,37 juta. 

Adapun, kontribusi laba bersih dari PT Amman Mineral International Tbk. (AMMN) untuk MEDC sebesar US$129 juta atau sekitar Rp2,02 triliun, lebih tinggi dari pencatatan periode tahun sebelumnya di level US$116 juta. 

Sepanjang periode itu, MEDC menghimpun pendapatan sebesar US$1,78 miliar atau naik 6,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Sementara itu, beban pokok pendapatan turut mengalami kenaikan ke level US$1,1 miliar dari pencatatan tahun sebelumnya di angka US$937,09 juta. 

Dengan demikian, laba kotor yang dicatat Medco cenderung susut ke level US$679,61 juta, lebih rendah 7,2% dari periode yang sama tahun sebelumnya di level US$732,71 juta. 

Adaun, sebagian belanja modal US$300 juta sebagian besar disaluran untuk pengembangan baru di Blok Migas Natuna, Corridor, Oman 69 dan PLTP Ijen. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper