Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengukur Sensitivitas Medco (MEDC) Saat Minyak Dunia Mendingin

Saham Medco (MEDC) melemah 2,07% saat harga minyak turun, mempengaruhi pendapatan dan laba bersih. MEDC rentan terhadap fluktuasi harga minyak global.
Kilang minyak Motiva di Port Arthur, Texas./ Bloomberg - Luke Sharrett
Kilang minyak Motiva di Port Arthur, Texas./ Bloomberg - Luke Sharrett

Bisnis.com, JAKARTA –  Saham emiten energi dan migas keluarga Panigoro, PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) menjadi salah satu dari 317 saham yang bergerak berbeda arah dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (8/5/2025).

Padahal, usai BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II/2025 mencapai 5,12% YoY, IHSG di akhir sesi I perdagangan hari ini menguat 0,96% ke level 7.536,61. Sejumlah 281 saham menguat ke zona hijau, 317 saham melemah, dan 199 saham bergerak di tempat.

Sementara itu, saham MEDC melemah 2,07% menjadi Rp1.180. Pada sesi I ini sebanyak 14 juta saham MEDC diperdagangkan dengan transaksi mencapai Rp16,6 miliar.

Analis Panin Sekuritas, Andhika Audrey mengatakan kinerja fundamental MEDC salah satunya akan dipengaruhi oleh harga minyak dunia. Dalam semester I/2025, pendapatan dan laba bersih perusahaan merosot seiring dengan penurunan harga minyak dunia.

"Perlu diperhatikan pada tekanan harga minyak global yang memberikan tekanan langsung pada margin upstream," ujar Andhika dalam analisanya, dikutip Selasa (5/8/2025).

Adapun MEDC dalam semester I/2025 membukukan pendapatan sebesar US$1,13 miliar, atau tergerus -2,3% secara tahunan (year-on-year/YoY). Hal ini menyebabkan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih anjlok 81,52% YoY menjadi US$37,36 juta.

Penurunan pendapatan tersebut disebabkan oleh harga realisasi minyak yang turun signifikan menjadi US$69,5/barel, alias kontraksi -14% YoY. 

Faktor eksternal tersebut ke depan akan semakin berat. Pasalnya, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak beserta mitra atau OPEC+ telah menyatakan komitmen untuk menambah produksi minyak sebesar 547.000 barel per hari (bph) pada September 2025 yang akan membuat harga minyak dunia semakin tertekan.

Berdasarkan perkembangan pasar terbaru, harga minyak dunia telah jatuh pada level terendah dalam sepekan. Dalam penutupan perdagangan Senin (4/8/2025), harga minyak mentah Brent turun 91 sen atau 1,3% menjadi US$68,76 per barel, sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate AS turun $1,04 atau 1,5% menjadi US$66,29 per barel.

Sementara itu, riset Samuel Sekuritas yang ditulis Juan Harahap dan Fadhlan Banny menyatakan bahwa MEDC memiliki ketahanan yang rentan terhadap fluktuasi harga minyak global karena penjualan MEDC didominasi oleh minyak.

Riset tersebut membandingkan dengan fundamental PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) yang dirasa lebih memiliki daya tahan karena penjualan minyak hanya berkontribusi 35% dari total pendapatan. Dengan begitu, setiap ada perubahan harga minyak sebesar sekitar 1,0%, maka hanya berdampak sekitar 1,8% terhadap pendapatan perusahaan.

Adapun pada sesi I perdagangan hari ini, saham ENRG naik 3,51% menjadi Rp590. Sebanyak 103 juta saham diperdagangkan dengan nilai transaksi Rp60,7 miliar.

"MEDC memiliki sensitivitas lebih tinggi sebesar kurang lebih 4,8%, karena minyak mendominasi bagian terbesar dari sekitar 60% penjualan minyak dan gas," tulis riset Samuel Sekuritas.

Adapun jika dilihat secara year to date (YtD) saham MEDC menguat 7,27%. Bila merunut tren harga minyak global, pada Juni 2025 lalu harga minyak Brent sempat melejit hingga US$79,07 per barel.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro