Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daftar 10 Top Gainers Pekan Ini, Ada Saham MSIN Hary Tanoe hingga DCII Toto Sugiri

Saham MSIN milik Hary Tanoe hingga DCII milik Toto Sugiri melonjak signifikan dan masuk daftar 10 top gainers sepekan perdagangan periode 24-28 Februari 2025.
Pengunjung beraktivitas di main hall Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Jumat (10/1/2025)./JIBI/Bisnis/Abdurachman
Pengunjung beraktivitas di main hall Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Jumat (10/1/2025)./JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah saham melonjak signifikan dan masuk daftar top gainers selama sepekan perdagangan saat IHSG anjlok 7,83%, periode 30 hingga 31 Januari 2025. Tercatat, saham INAI, MSIN Hary Tanoe hingga DCII milik Toto Sugiri masuk ke dalam daftar tersebut. 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), selama sepekan perdagangan, saham PT Indal Aluminium Industry Tbk. (INAI) memimpin penguatan dengan kenaikan 121,98% atau dari level Rp91 pada pekan sebelumnya menjadi Rp202 per saham. 

Di posisi berikutnya ada saham PT Dunia Virtual Online Tbk. (AREA) yang membukukan kenaikan 84,87% menjadi Rp440 per lembar atau dari sebelumnya berada pada level Rp238 per saham.

Sementara itu, pada peringkat ketiga daftar top gainers selama sepekan dihuni oleh saham PT Homeco Victoria Makmur Tbk (LIVE). Emiten peralatan rumah tangga tersebut mencatatkan kenaikan sebesar 60,19% atau 124 poin menjadi Rp330 per lembar.

Adapun saham PT MNC Digital Entertainment Tbk. (MSIN) milik Hary Tanoesudibjo menghuni peringkat keempat dengan kenaikan 45,79% menuju level Rp780 per saham, sementara saham PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) milik Toto Sugiri berada di peringkat kelima lewat pertumbuhan harga saham 43,99% ke level Rp116.125 per saham. 

Saham lainnya adalah PT Batulicin Nusantara Maritim Tbk. (BESS) naik 39,68%, selanjutnya ada PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk. (INET) naik 34,48% dan PT Adiwarna Anugerah Abadi Tbk.(NAIK) yang melejit 26,40%.

Sementara dua posisi terakhir diisi oleh PT. Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. (SRAJ) dan PT Sat Nusapersada Tbk. (PTSN), yang naik masing-masing 20,85% dan 20,62%.

Seiring dengan meljitnya saham-saham tersebut, Indeks harga saham gabungan (IHSG) justru parkir di zona merah dengan anjlok 7,83% ke level 6.270,59 sepanjang perdagangan pekan ini. Kapitalisasi pasar Bursa juga tercatat turun 7,69% menjadi Rp10.880 triliun.

Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan IHSG selama sepekan ditutup mengalami pelemahan 7,83% pada posisi 6.270,59 dari 6.803,01 pada pekan sebelumnya.

Sementara rata-rata volume transaksi harian Bursa terpantau mengalami peningkatan 21,62% menjadi 22,35 miliar lembar dari 18,38 miliar lembar pada penutupan pekan lalu. Adapun, rata-rata nilai transaksi harian Bursa juga tercatat mengalami penguatan.

"Penguatan pekan ini turut terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian Bursa yang naik 16,19% menjadi Rp13,68 triliun dari Rp11,78 triliun pada penutupan minggu lalu," kata Kautsar dikutip Sabtu (1/3/2025).

Menutup pekan ini, tepatnya pada Jumat (28/2/2025), investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp2,91 triliun dan sepanjang tahun 2025 investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp21,89 triliun.

Berikut Daftar 10 Top Gainers Pekan Ini:

1. INAI: Rp202 (+121,98%)

2. AREA: Rp440 (+84,87%)

3. LIVE: Rp330 (+60,19%)

4. MSIN: Rp780 (+45,79%)

5. DCII: Rp116.125 (+43,99%)

6. BESS: Rp880 (+39,68%)

7. INET: Rp156 (+34,48%)

8. NAIK: Rp498 (+26,40%)

9. SRAJ: Rp2.840 (+20,85%)

10. PTSN: Rp234 (+20,62%)

Penyebab IHSG Anjlok

Bursa Efek Indonesia (BEI) menjelaskan penyebab penurunan yang terjadi terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam sepekan terakhir. Menurut BEI, terdapat berbagai penyebab dari anjloknya IHSG selama sepekan.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman menyampaikan selama sepekan terakhir periode 21-27 Februari 2025, IHSG telah mengalami penurunan 4,67%. Iman memandang banyak hal yang menjadi penyebab penurunan IHSG.

"Selalu bagaimana global, domestik, dan korporasi. Apa yang terjadi di global, perang tarif AS dan mitranya, Trump 2.0 tidak gampang, dan investor asing sekarang masuk ke AS," kata Iman, di Jakarta, Jumat (28/2/2025).

Selain dari ancaman perang dagang, hal lain yang menjadi penyebab penurunan IHSG menurutnya adalah kebijakan Bank Sentral AS, Federal Reserve yang menahan suku bunga acuannya. 

Dari kabar yang berkembang, Bursa melihat Federal Reserve paling banyak akan menurunkan suku bunga sebanyak satu kali tahun ini. Menurut Iman, kabar mengenai suku bunga ini juga sensitif terhadap Bursa. 

Sementara itu, dari sisi korporasi menurut Iman sejumlah korporasi telah merilis laporan keuangannya masing-masing. Meskipun beberapa kinerja emiten mengalami peningkatan, akan tetapi kinerja tersebut berada di bawah konsensus analis. Menurut Iman, hal ini memperparah kondisi pasar.

Di samping itu, lanjutnya, investor asing menurut Iman juga telah melakukan aksi jual bersih hampir Rp19 triliun sejak awal tahun. 

"Tahun lalu asing masih net buy Rp17 triliun, sekarang hanya 2 bulan sudah net sell hampir Rp19 triliun. Sehingga terlihat walaupun indeksnya turun, transaksinya naik," ucap Iman.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ibad Durrohman
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper