Bisnis.com, JAKARTA — Emiten energi keluarga Panigoro, PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) menetapkan panduan produksi migas yang moderat, diimbangi dengan target penjualan listrik yang lebih tinggi tahun ini.
MEDC membidik produksi migas sebesar 145 million barrel oil equivalent per day (mboepd) sampai dengan 150 mboepd. Target itu relatif sama dengan panduan sepanjang tahun lalu di kisaran 145 mboepd.
Sementara itu, penjualan ketenagalistrikan mencapai sebesar 4.500 gigawatt per hour (GWh) pada tahun ini. Target itu lebih tinggi dari panduan 2024 sebesar 4.100 GWh.
“Untuk memenuhi panduan produksi, perusahaan fokus memaksimalkan monetisasi cadangan yang ada serta meningkatkan cadangan melalui pelaksanaan proyek-proyek strategis,” kata CFO MEDC Anthony Mathias kepada Bisnis.com, Selasa (28/1/2025).
Sejumlah inisiatif itu, kata Anthony, meliputi pengembangan Lapangan Forel dan Terubuk di Blok Natuna, Lapangan Sumpal di Corridor serta pengeboran sumur produksi di Blok 60 Oman.
Adapun, biaya produksi migas pada 2025 dipatok di bawah US$10/boe. Komponen itu sama dengan panduan MEDC tahun lalu yang capaiannya mencapai US$7,7/boe sepanjang 9 bulan 2024.
Baca Juga
Ihwal pengembangan portofolio ketenagalistrikan, Anthony mengatakan, perseroannya tengah menyelesaikan proyek panas bumi Ijen dengan kapasitas 110 megawatt (MW).
Selain itu, MEDC turut merampungkan proyek ekspansi pembangkit listrik Batam ELB menjadi Combined Cycle Power Plant atau CCPP dari 70 MW menjadi 109 MW.
“Serta melanjutkan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya 25 MWp di Bali Timur,” tuturnya.
Sepanjang 9 bulan 2024, MEDC telah merealisasikan penjualan ketenagalistrikan 2.961 Gwh.
Sementara itu, belanja modal migas dialokasikan MEDC pada 2025 mencapai US$400 juta atau lebih tinggi dari anggaran 2024 sebesar US$350 juta.
Namun, capex untuk ketenagalistrikan disiapkan sebesar US$30 juta atau lebih rendah dari US$80 juta pada 2024.
Berdasarkan laporan keuangan yang berakhir 30 September 2024, MEDC mencatat laba bersih sebesar US$273,27 juta atau sekitar Rp4,29 triliun (asumsi kurs Rp15.710 per dolar AS) sepanjang periode 9 bulanan 2024.
Torehan itu naik 12,7% dari periode yang sama tahun sebelumnya di level US$242,37 juta.
Adapun, kontribusi laba bersih dari PT Amman Mineral International Tbk. (AMMN) untuk MEDC sebesar US$129 juta atau sekitar Rp2,02 triliun, lebih tinggi dari pencatatan periode tahun sebelumnya di level US$116 juta.
Sepanjang periode itu, MEDC menghimpun pendapatan sebesar US$1,78 miliar atau naik 6,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, beban pokok pendapatan turut mengalami kenaikan ke level US$1,1 miliar dari pencatatan tahun sebelumnya di angka US$937,09 juta.
Dengan demikian, laba kotor yang dicatat Medco cenderung susut ke level US$679,61 juta, lebih rendah 7,2% dari periode yang sama tahun sebelumnya di level US$732,71 juta.
Adapun, sebagian belanja modal US$300 juta sebagian besar disaluran untuk pengembangan baru di Blok Migas Natuna, Corridor, Oman 69 dan PLTP Ijen.