Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Nantikan Arah Tarif Trump, Dolar AS Ditutup Flat

Dolar AS tetap stabil pada perdagangan Rabu (22/1) karena investor masih menunggu kejelasan rencana tarif yang akan diterapkan oleh Presiden Donald Trump.
Karyawati menghitung dolar di salah satu money changer di Jakarta, Kamis (9/1/2025). Bisnis/Abdurachman
Karyawati menghitung dolar di salah satu money changer di Jakarta, Kamis (9/1/2025). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Dolar Amerika Serikat (AS) tetap stabil pada perdagangan Rabu (22/1/2025) setelah sempat turun ke posisi terendah dua pekan, karena investor terus menunggu kejelasan rencana tarif yang akan diterapkan oleh Presiden Donald Trump.

Melansir Reuters, Kamis (23/1/2025), indeks dolar AS yang mengukur nilai tukar dolar terhadap sejumlah mata uang utama lainnya, naik tipis 0,01% menjadi 108,14 setelah sebelumnya turun ke 107,75, level terendah sejak 6 Januari.

Sementara itu, euro melemah 0,08% ke US$1,0421, di tengah sinyal kuat bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) akan memangkas suku bunga dalam pertemuan pekan depan.

Trump mengumumkan pada Selasa malam bahwa pemerintahannya tengah mempertimbangkan tarif 10% untuk barang impor dari China yang akan berlaku mulai 1 Februari.

Sebelumnya, ia juga menyebutkan rencana tarif hingga 25% untuk barang-barang dari Meksiko dan Kanada pada tanggal yang sama. Trump turut menjanjikan pengenaan tarif untuk barang-barang dari Eropa, meski tanpa memberikan detail lebih lanjut.

Pekan lalu, dolar AS mencapai level tertinggi dua tahun terhadap yen di level 110,17, didorong oleh ekspektasi tarif. Namun, kurangnya kejelasan kebijakan membuat tren tersebut mulai berbalik. Sepanjang pekan ini, dolar telah mengalami penurunan sekitar 1,2%.

"Pasar memang sudah siap untuk koreksi, dan absennya kejutan besar di hari pertama pengumuman tarif memicu aksi ambil untung," ujar kepala divisi valas global Jefferies Brad Bechtel.

Trump juga menyebutkan kemungkinan tarif tambahan untuk Rusia jika tidak ada kesepakatan perdamaian terkait Ukraina, menambahkan bahwa tarif tersebut bisa berlaku untuk negara-negara lain yang terlibat. Rubel Rusia menguat 0,25% menjadi 99,246 per dolar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper