Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Masuk Tren Penurunan Jelang Pengumuman The Fed & Tarif AS

Dolar AS melemah 0,7% di akhir Juli 2025 karena tekanan Trump pada The Fed untuk memangkas suku bunga, menjelang tenggat tarif dan laporan ketenagakerjaan.
Pegawai menghitung mata uang Dolar Amerika Serikat (AS) di salah satu gerai penukaran uang di Jakarta, Selasa (8/4/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menghitung mata uang Dolar Amerika Serikat (AS) di salah satu gerai penukaran uang di Jakarta, Selasa (8/4/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja dolar AS memasuki tren menurun pada akhir Juli 2025 di tengah desakan Presiden AS Donald Trump kepada Bank Sentral AS (Federal Reserve) untuk memangkas suku bunga. Belum lagi, tenggat waktu tarif makin dekat.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama dunia melemah sekitar 0,7% pekan lalu. Pelemahan itu menjadi akhir dari reli selama dua pekan berturut-turut sebelumnya.

Depresiasi dolar AS ini turut menambah tekanan pada tahun yang berat ini ketika dolar telah anjlok 8,5% ytd akibat berbagai faktor, mulai dari perang dagang yang dipicu Trump hingga serangan berulang terhadap Ketua The Fed Jerome Powell.

"Dolar merespons meningkatnya ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter The Fed, yang sebagian mungkin mencerminkan tekanan terhadap Powell," kata Jane Foley, Kepala Strategi Mata Uang di Rabobank, dikutip Bloomberg pada Senin (28/7/2025).

Pada akhir pekan lalu, Trump sempat menyinggung soal dolar AS kepada para wartawan dengan mengatakan bahwa dia tidak akan pernah secara terbuka mendukung mata uang lemah. Namun di saat yang sama, dia mempromosikan manfaat ekonominya terutama bagi sektor manufaktur AS.

“Saya adalah orang yang menyukai dolar kuat, tetapi dolar lemah membuat anda menghasilkan jauh lebih banyak uang,” ujarnya.

Tekanan tambahan terhadap dolar AS datang dari sentimen di Eropa. Euro terpantau naik 1% pekan lalu seiring dengan Bank Sentral Eropa (ECB) mempertahankan suku bunga dan memberi sinyal bahwa jeda dalam siklus penurunan suku bunga kemungkinan akan diperpanjang.

Para pelaku pasar kini mengalihkan perhatian ke pekan ini dengan rilis laporan ketenagakerjaan bulanan terbaru, tenggat waktu perjanjian dagang AS, dan keputusan suku bunga The Fed bulan Juli.

Para pelaku pasar kini memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar sekitar 44 basis poin hingga akhir tahun, dengan pemangkasan pertama yang sepenuhnya diperkirakan terjadi pada pertemuan Oktober. Imbal hasil obligasi Treasury bertenor 10 tahun berada di sekitar 4,38% pada Jumat (25/7/2025), sedikit lebih rendah dibandingkan pekan sebelumnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Dwi Nicken Tari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro