Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terpantau masih dalam tren melemah hingga mendekati level Rp16.000. Saham obat-obatan atau sektor farmasi dinilai akan terkena imbas.
Pada perdagangan kemarin, Kamis (21/11/2024), mata uang rupiah ditutup melemah 60 poin ke level Rp.15.930,5 per dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan pada perdagangan hari ini, Jumat (22/11/2024) rupiah bergerak fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.920 per dolar AS, bahkan bisa tembus Rp16.000 per dolar AS.
"Dari luar negeri, harapan untuk penurunan suku bunga lebih lanjut mulai berkurang dalam beberapa pekan terakhir," kata Ibrahim, Jumat (22/11/2024).
Konsensus memperkirakan peluang penurunan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin pada Desember 2024 kini hanya mencapai 52%. Konsensus itu terus berkurang dari pekan sebelumnya 82,5%.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memang masih membuka ruang penurunan suku bunga acuan atau BI Rate ke depan, meski terbatas. Penurunan suku bunga BI akan mempertimbangkan rendahnya inflasi, serta pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca Juga
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan tren depresiasi rupiah akan memengaruhi harga saham terutama di sektor farmasi. Namun, sentimen depresiasi nampaknya telah ter-priced in sejak indeks harga saham gabungan (IHSG) turun seiring kemenangan Donald Trump di kontestasi Pilpres AS.
"Ada pelemahan saham di sektor obat-obatan yang memang bahan bakunya dititik-beratkan pada bahan baku impor," ujar Nafan kepada Bisnis pada Jumat (22/11/2024).
Sejumlah emiten farmasi terpantau sudah mencatatkan pelemahan harga saham dalam sebulan perdagangan terakhir. Harga saham PT Kalbe Farma Tbk. (KLBFl) turun 11,9% dalam sebulan perdagangan hingga saat ini.
Kemudian, harga saham PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) turun 15,28% dalam sebulan perdagangan dan harga saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) turun 13,7% dalam sebulan perdagangan.
Selain itu, saham PT Tempo Scan Pacific Tbk. (TSPC) melemah 1,9% dalam sebulan perdagangan serta melemah 22,92% dalam sebulan perdagangan.