Bisnis.com, JAKARTA — PT Indika Energy Tbk. (INDY) menyampaikan telah menggunakan dana hasil penjualan PT Multi Tambangjaya Utama atau MUTU untuk pelunasan surat utang atau obligasi.
Direktur Indika Energy Retina Rosabai menuturkan dana yang didapatkan INDY dari penjualan MUTU dialokasikan untuk melunasi utang. Pelunasan utang tersebut menurut Retina telah dilakukan INDY pada bulan lalu, Oktober 2024.
"Pada Oktober kami telah melakukan pelunasan obligasi jatuh tempo tahun 2025. Jadi kami melakukan early repayment atau pembayaran lebih awal," ucap Retina di Jakarta, Rabu (20/11/2024).
Dengan pelunasan tersebut, lanjut Retina, saat ini bond outstanding INDY adalah sebesar US$445 juta, yang akan jatuh tempo pada 2029.
Retina merinci INDY telah melunasi sisa obligasi 2024 sebesar US$294 juta dan sisa obligasi 2025 sebesar US$202 juta. Pelunasan obligasi ini juga dilakukan INDY dengan menerbitkan obligasi global sebesar US$250 juta di Mei 2024, dan tambahan sebesar US$105 juta di Juli 2024, yang memiliki jatuh tempo pada 2029.
Sebagaimana diketahui, INDY tercatat menjual MUTU ke perusahaan batu bara milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN).
Baca Juga
INDY melalui PT Indika Indonesia Resources (IIR) dan Indika Capital Investments Pte. Ltd. (ICI) sebagai penjual, telah menyelesaikan penjualan seluruh saham milik IIR dan ICI di PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU) sebesar 2.263.030.000 saham atau 2,26 miliar saham yang mewakili 100% kepemilikan tidak langsung Indika Energy.
Total nilai transaksi untuk penjualan 100% saham di MUTU ini adalah sebesar US$203 juta.
Adapun penjualan MUTU ini membuat kontribusi pendapatan bisnis batu bara INDY ke pendapatan menjadi berkurang. Sebelumnya, pada periode 9 bulan 2023, INDY mencatatkan kontribusi bisnis batu bara ke pendapatan sebesar 90%.
Sementara itu, pada periode Januari-September 2024, kontribusi batu bara ke pendapatan INDY berkurang menjadi 87%.
Hingga sembilan bulan 2024, pendapatan dari Kideco masih menjadi penyumbang pendapatan terbesar INDY, yaitu sebanyak 77% ke total pendapatan. Lalu 1% masih berasal dari MUTU yang telah didivestasikan pada awal tahun ini.
Kemudian sebesar 7% pendapatan dari coal trading, 9% pendapatan dikontribusi oleh Tripatra, 2% berasal dari Interport, 3% dari Interport-Cotrans, dan 2% berasal dari pendapatan lain-lain.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.