Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia berencana mendorong pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan membuka akses pasar lebih luas melalui ekosistem BUMN.
Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia Dony Oskaria mengatakan pihaknya bakal mengoptimalkan peluang kolaborasi UMKM dalam rantai pasok fasilitas pendukung atau amenity di hotel dan rumah sakit BUMN.
“Dengan proses konsolidasi BUMN, kami punya 130 hotel dan rumah sakit. Ini akan kami optimalkan untuk amenity dan lainnya dari UMKM,” ujarnya saat ditemui di Smesco Indonesia, Jakarta, Jumat (22/8/2025).
Dony menambahkan produk UMKM yang nantinya masuk dalam rantai pasok BUMN juga akan dikurasi dan diberikan pendampingan agar kualitas yang dihasilkan memenuhi standar nasional maupun internasional.
Selain membuka akses pasar dan melakukan pembinaan, Danantara juga memastikan dukungan pembiayaan kepada UMKM melalui instrumen kredit usaha rakyat (KUR) ataupun program PNM Mekaar.
“Dukungan [kepada UMKM] harus full cycle, tidak bisa parsial. Tidak bisa memberikan akses pasar, tetapi tidak didukung oleh pembiayaan,” kata Dony.
Dengan langkah itu, strategi segitiga yang mencakup sisi pembiayaan, akses pasar, dan pembinaan kepada UMKM akan dijalankan secara simultan.
Komitmen Danantara untuk mendorong UMKM tidak terlepas dari peran besar sektor ini terhadap perekonomian nasional. Hal ini mengingat UMKM berkontribusi sebesar 60% dari produk domestik bruto (PDB).
“Kami akan membuka ruang lebih banyak kepada UMKM untuk bekerja sama dengan Danantara karena dengan otomatis, banyak bidang-bidang yang akan kami lepaskan kepada UMKM,” tutur Dony.
Sementara itu, dalam kesempatan terpisah, Menteri UMKM Maman Abdurahman membuka peluang target alokasi KUR untuk sektor produksi naik dari 60% menjadi 65% dari keseluruhan pembiayaan.
Maman menjelaskan bahwa proses distribusi KUR seharusnya tak hanya dilihat dari aspek kuantitas, melainkan juga kualitas. Menurutnya, hal ini tercermin dari seberapa besar pembiayaan tersebut dialokasikan untuk sektor produksi.
“Sampai hari ini, alokasi dana KUR yang [ditargetkan] kurang lebih Rp300 triliun tersebut 60,3% sudah teralokasi untuk sektor produksi,” kata Maman.
Menurutnya, jika hingga akhir tahun alokasi KUR untuk sektor produksi konsisten di 60%, maka dia akan mengusulkan kepada Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk menaikkan target.
Maman lantas menyebutkan rentang 63% hingga 65%. Dia tak menampik bahwa angka itu terbilang menantang, tetapi meyakini bahwa efek penggandanya akan lebih besar.
“Karena kalau kita alokasikan dana KUR itu 60% ke sektor produksi, multiplier effect-nya juga banyak, baik penyerapan tenaga kerja, dampak ekonomi, dan lain sebagainya,” ujar Politikus Partai Golkar ini.