Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas turun ke level terendah dalam dua bulan di tengah penguatan dolar AS, optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi di bawah pemerintahan Donald Trump, dan poros pasar yang lebih luas setelah pemilihan presiden AS pada 5 November.
Mengutip Reuters pada Rabu (13/11/2024), harga emas di pasar spot turun 0,7% menjadi US$2.600,93 per troy ounce setelah sempat turun 1% hingga mencapai level terendah sejak 20 September di US$2.589,59. Sementara itu, harga emas berjangka AS GCv1 terpantau melemah 0,4% ke level US$2.606,30 per troy ounce.
Indeks dolar AS yang mencatatkan kenaikan ke level tertinggi lebih dari empat bulan meningkatkan harga emas batangan bagi pemegang mata uang lainnya, sementara bitcoin melonjak karena permintaan yang terus berlanjut dari investor yang melihatnya sebagai permainan ketika presiden terpilih Donald Trump mengambil alih kekuasaan pada bulan Januari. Imbal hasil Treasury AS juga naik tipis.
"Saya pikir ini hanyalah langkah korektif dalam pasar bullish jangka panjang. Kebijakan saat ini dianggap cukup bersifat inflasi. Jadi jika kita melihat gelombang inflasi lain datang, maka hal itu akan mendorong harga emas lebih tinggi," kata ahli strategi pasar senior di RJO Futures, Daniel Pavilonis.
Dia menyebut, secara teknis, pasar tampaknya siap untuk bergerak ke atas, dengan support harga emas di sekitar US$2.600.
Pasar mengamati sejumlah besar data ekonomi AS minggu ini, termasuk rilis indeks harga konsumen untuk bulan Oktober pada hari Rabu, bersama dengan pernyataan dari Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell dan pejabat bank sentral AS lainnya.
Baca Juga
Menyusul keputusan The Fed baru-baru ini untuk memangkas suku bunga acuan sebesar seperempat poin persentase ke kisaran 4,50% hingga 4,75%, para pedagang saat ini melihat peluang sebesar 59% untuk penurunan suku bunga lagi di bulan Desember, dibandingkan sekitar 80% sebelum kemenangan Trump dalam pemilu pekan lalu.
Harga emas, yang didukung oleh euforia pra-pemilu sebagai 'Trump trade' kini merosot karena optimisme pertumbuhan, kata Carsten Menke, analis di Julius Baer, dalam sebuah catatan.
Menurut Menke, dunia multipolar dan keinginan bank sentral negara-negara berkembang untuk tidak terlalu bergantung pada dolar AS dan—dalam kasus ekstrem—tidak terlalu rentan terhadap sanksi AS, masih menunjukkan kenaikan harga emas dalam jangka panjang.
Dalam perkembangan lain, harga Perak di pasar spot naik 0,2% menjadi US$30,72, platinum turun 2% menjadi US$945,39 dan paladium turun 3,5% menjadi US$946,59.