Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Sepekan: Rata-Rata Nilai dan Frekuensi Transaksi Ditutup Positif

Selama perdagangan 23 – 27 September 2024, RNTH meningkat sebesar 9,64% menjadi Rp16,36 triliun, atau dari Rp14,92 triliun pada pekan sebelumnya.
Seorang investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Rabu (21/8/2024). Bisnis/Arief Hermawan P
Seorang investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Rabu (21/8/2024). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) dan rerata frekuensi transaksi ditutup positif selama sepekan perdagangan, atau tepatnya pada periode 23 – 27 September 2024. 

P. H. Sekretaris Perusahaan BEI Valentina Simon mengatakan bahwa selama perdagangan 23 – 27 September 2024, peningkatan tertinggi terjadi pada RNTH sebesar 9,64% menjadi Rp16,36 triliun dari posisi Rp14,92 triliun pada pekan sebelumnya. 

“Kemudian, rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa selama sepekan mengalami peningkatan 5,33% menjadi 1,33 juta kali transaksi dari 1,26 juta kali transaksi pada pekan yang lalu,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (27/9/2024). 

Valentina menambahkan rata-rata volume transaksi harian Bursa mengalami penurunan sebesar 14,72% dari posisi 28,07 miliar saham menjadi 23,94 miliar lembar saham. Adapun, kapitalisasi pasar atau market cap juga susut 1,02% menjadi Rp12.875 triliun.

Perubahan tipis juga dialami Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan. Pada periode 23 – 27 September, indeks komposit terkoreksi 0,60% menuju level 7.696,91 dari posisi 7.743 pada perdagangan pekan lalu.

“Pergerakan investor asing hari ini mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp493,27 miliar dan sepanjang 2024 investor asing mencatatkan nilai beli bersih Rp52,74 triliun,” kata Valentina.

Dalam perkembangan lain, IHSG diperkirakan cenderung mengalami sideways pada kuartal IV/2024. Di tengah proyeksi tersebut, investor dapat mencermati saham-saham di sektor energi dan bahan baku untuk jangka pendek. 

Head Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas memperkirakan bahwa indeks komposit bakal bergerak sideways pada awal kuartal keempat, tetapi berpeluang untuk kembali menguji level tertingginya sepanjang tahun ini. 

Menurutnya, skenario awal penurunan IHSG dapat menuju support flow di 7.454 – 7.562. Apabila mampu bertahan, dilanjutkan pergerakan sideways dan menjelang akhir tahun indeks berpeluang menguat ke level resistance baru di 8.000 – 8.020. 

“Asumsi penurunan ke support jika tekanan saham-saham bank berlanjut. Namun, jika ternyata bank bisa bertahan atau tidak turun lebih dari 5%, masih ada peluang indeks akan cenderung bergerak volatil tanpa harus menuju support flow,” ujarnya kepada Bisnis.com

Sukarno menilai bahwa selain suku bunga dan pemerintahan baru, sentime lain yang akan mempengaruhi pergerakan indeks komposit di sisa tahun ini adalah pemilu Amerika Serikat (AS), yang bisa memiliki dampak positif atau negatif.

Di tengah proyeksi tersebut, dia memproyeksikan bahwa saham sektor energi dan bahan baku yang berhubungan dengan komoditas ataupun mineral dapat dicermati oleh investor.

Saham pilihan Kiwoom adalah PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dengan target Rp1.640, PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) Rp2.650, PT Timah Tbk. (TINS) Rp1.300, PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) Rp1.345, dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) Rp1.500. 

“Untuk saham banking, jika tekanan jual mulai mereda, menarik untuk dicermati seperti BBRI dan BBNI. Selanjutnya sektor infrastruktur seperti TLKM dan EXCL,” pungkasnya.

Dihubungi terpisah, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Adityo Nugroho mengatakan untuk proyeksi kuartal IV/2024, investor perlu memperhatikan laporan kinerja emiten dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga. Pasar juga akan diwarnai momentum pelantikan presiden, pembentukan kabinet, serta Pilkada serentak. 

“Pengalaman selalu menunjukkan situasi politik yang panas akan kontradiktif bagi ekonomi. Jadi, mudah-mudahan pemerintahan baru nanti akan secerdas Presiden Jokowi dalam upayanya membawa kestabilan politik,” ucapnya. 

Menurutnya, untuk sektor yang berpotensi hingga akhir tahun ada sektor ritel konsumsi, yang ditopang oleh perputaran uang pada Pilkada. Selain itu, ada sektor properti yang meraup berkah dari penurunan suku bunga dan efek dari insentif PPN dari pemerintah.

 

---------------------------

 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper