Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Ini Diprediksi Jadi Motor Penguatan IHSG di Paruh Kedua 2025

Analis menilai, saham-saham yang bergerak di bidang bahan baku hingga energi terbarukan bakal menjadi pendorong kinerja IHSG paruh kedua 2025.
Karyawan beraktivitas di depan layar monitor yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (09/04/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di depan layar monitor yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (09/04/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang tengah berlangsung pada awal semester I/2025 dinilai bakal berbalik menjadi penguatan pada penghujung 2025. Analis menilai, saham-saham yang bergerak di bidang bahan baku hingga energi terbarukan bakal menjadi pendorong kinerja indeks.

Meskipun IHSG tengah tertekan 2,81% sepanjang tahun berjalan 2025 (YtD), namun Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan memproyeksikan, IHSG akan terparkir pada area 7.622 di akhir semester II/2025.

Alasannya, IHSG bakal didorong oleh sejumlah faktor pendorong yang mulai terlihat sejak pertengahan tahun, terutama bagi sektor-sektor yang mendapatkan benefit dari sentimen domestik dan global.

“Sektor bahan baku seperti emas dan nikel berpotensi menjadi kontributor utama, didukung oleh tren harga komoditas serta dorongan dari agenda hilirisasi pemerintah,” kata Ekky saat dihubungi, Rabu (2/7/2025).

Selain sektor bahan baku, emiten-emiten yang bergerak di bidang energi terbarukan juga dinilai bakal mendapatkan sentimen positif dari kebijakan pemerintah terhadap pembangunan berkelanjutan. Bahkan, sektor ini dinilai dapat memberikan penguatan jangka menengah–panjang terhadap IHSG.

Terlebih lagi, jika kekhawatiran global terhadap perang Israel–Iran dan tarif AS benar-benar mereda, serta terdapat penurunan suku bunga, maka sektor perbankan dan properti turut berpotensi menjadi pendorong penguatan indeks.

"Sektor-sektor ini sangat sensitif terhadap arah suku bunga dan tren likuiditas, sehingga menjadi kandidat pemulihan yang cukup menjanjikan ketika kondisi makro mulai kondusif," katanya.

Menurutnya, pasar modal Indonesia memiliki ketahanan dalam menghadapi tekanan arus keluar dana asing. Menurutnya, pasar Indonesia masih memiliki daya tarik tersendiri bagi investor asing karena fundamental makro yang dinilai relatif solid, dengan inflasi yang masih stabil di area 2,2%--2,6%.

“Sejak akhir tahun lalu, aliran dana asing memang mencatatkan tren net sell, namun tekanan terhadap IHSG masih relatif terkendali. Bahkan pada April lalu, pasar sempat mencatatkan penguatan signifikan, yang mencerminkan daya tahan investor domestik,” lanjutnya.

Sementara itu, Analis Kiwoom Sekuritas Miftahul Khaer menilai, pada indeks LQ45, ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter dari The Fed dan Bank Indonesia dinilai menjadi katalis lainnya penguatan indeks, yang memberikan ruang pemulihan pada saham-saham perbankan.

“Kombinasi ini  kami kira bisa memberi ruang pemulihan pada saham-saham perbankan besar dan emiten berbasis komoditas yang mendominasi LQ45. Selain itu, adanya stimulus dan mulai bergeraknya belanja pemerintah juga turut menopang optimisme,” katanya.

Meskipun begitu, secara jangka panjang, indeks LQ45 masih dibayang-bayangi sejumlah sentimen. Kiwoom Sekuritas memproyeksikan, penguatan LQ45 akan terbatas secara jangka pendek hingga menengah.

_________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper