Bisnis.com, JAKARTA - Emiten gas PT Samator Indo Gas Tbk. (AGII) meraih fasilitas pinjaman sindikasi senilai Rp4,6 triliun. Fasilitas pinjaman ini diperoleh dari beberapa bank.
Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Corporate Secretary AGII Imelda Mulyani Harsono mengatakan pada 15 Desember 2023 PT Bank Danamon Tbk. (BDMN), PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), dan PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) telah menandatangani perjanjian fasilitas sindikasi pinjaman berjangka yang dijamin sebesar Rp4,6 triliun.
Dalam perjanjian tersebut, Bank CIMB Niaga bertindak sebagai facility agent dan security agent.
Fasilitas pinjaman ini berjangka waktu 84 bulan atau 7 tahun dari tanggal penarikan dan akan digunakan untuk modal kerja dalam kegiatan ekspansi bisnis.
Adapun rincian dari fasilitas pinjaman tersebut adalah fasilitas A1 sejumlah Rp1,9 triliun, fasilitas A2 sejumlah Rp400 miliar, Fasilitas B sejumlah Rp1,3 triliun, dan revolving credit facility sejumlah Rp1 triliun.
Tingkat bunga setiap pinjaman untuk setiap periode bunga adalah tingkat persentase per tahun yang merupakan agregat dari margin yang berlaku, 1,6% per tahun untuk pinjaman awal, dan tingkat dasar yang berlaku.
Baca Juga
"Dana yang diperoleh dari pinjaman akan digunakan antara lain Fasilitas A untuk refinancing atau pembayaran kembali atas sebagian atau seluruh kewajiban AGII dan SGI dari utang yang ada," kata manajemen, Rabu (20/12/2023).
Kemudian fasilitas B untuk keperluan modal kerja grup AGII, dan Revolving credit facility untuk keperluan umum grup AGII. Adapun hukum yang berlaku atas transaksi ini adalah hukum Inggris.
Ekspansi AGII
PT Samator Indo Gas Tbk. (AGII) memproyeksikan pertumbuhan kinerja sampai akhir tahun ini bisa mencapai 1,5-2 kali di atas pertumbuhan ekonomi nasional seiring dengan masih besarnya potensi pasar gas dari berbagai segmen di Indonesia.
Direktur Utama AGII Rachmat Harsono mengatakan perseroan setidaknya membidik 5 sektor pasar, dengan potensi terbesar di tahun ini dan tahun depan yakni segmen gas medical dan industri hilirisasi minerba.
“Potensi di Indonesia masih sangat besar untuk digarap khususnya industrialisasi minerba. Kami akan melihat setiap peluang yang ada di pasar domestik, jangan sampai kita kalah dengan perusahaan multinasional,” katanya dalam paparan publik, Kamis (14/12/2023).
Terdapat 5 sektor yang selama ini menjadi pasar utama Samator yakni ritel, medical, barang konsumsi, infrastruktur dan manufaktur. Perseroan saat ini juga mengantisipasi pertumbuhan permintaan untuk segmen infrastruktur yang terus digarap pemerintah, serta segmen medical tetap dianggarkan karena pasca pandemi pemerintah juga fokus membangun banyak fasilitas kesehatan.
Rachmat mengungkapkan, tahun ini industri gas mengalami banyak dinamika mulai dari normalisasi permintaan gas untuk medical seiring dengan pulihnya pandemi Covid-19 di kuartal I/2023. Namun, katanya, perseroan masih tetap mampu menjaga operasional dengan performa keuangan yang baik lantaran melakukan strategi diversifikasi pelanggan.
“Di semester II ini kami menganalisis tren pertumbuhan tidak cuma satu sektor pelanggan tapi semua sektor seiring dengan kebangkitan industri. Kesempatan ini kami manfaatkan sebagai momen untuk terus berinovasi dan memperluas jejaring,” ujarnya.
Tahun ini saja, katanya, perseroan menjalankan beragam proyek strategis seperti memiliki partner baru, melakukan ground breaking pabrik ke-56 di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), serta akan menyuplai beberapa perusahaan Korea di kawasan tersebut.
“Kami juga mendapatkan kontrak dengan salah satu perusahaan terbesar semikonduktor di Batam. Jadi itulah ekspansi kami tahun ini termasuk pembangunan filling station di Maluku, Lampung dan lainnya,” jelasnya.