Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Kinclong, Merdeka Copper Gold (MDKA) Himpun Pendapatan US$862 Juta Semester I/2025

PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) mencatat pendapatan US$862 juta pada semester I/2025, turun 21% YoY.
Kendaraan pengangkut material di area Tambang Emas Tujuh Bukit, Kab. Banyuwangi, Jawa Timur, yang dikelola oleh PT Bumi Suksesindo (BSI), salah satu anak perusahaan PT Merdeka Copper Gold Tbk. /Bisnis - Syaharuddin Umngelo
Kendaraan pengangkut material di area Tambang Emas Tujuh Bukit, Kab. Banyuwangi, Jawa Timur, yang dikelola oleh PT Bumi Suksesindo (BSI), salah satu anak perusahaan PT Merdeka Copper Gold Tbk. /Bisnis - Syaharuddin Umngelo

Bisnis.com, JAKARTA — PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) mencetak pendapatan tidak diaudit sebesar US$862 juta sepanjang semester I/2025. 

Capaian tersebut setara dengan Rp14,01 triliun jika dikonversi menggunakan kurs Jisdor Rp16.253 per dolar Amerika Serikat (AS) per Senin (11/8/2025). 

Berdasarkan laporan kegiatan kuartalan April-Juni 2025 yang dipublikasikan perseroan, realisasi pendapatan MDKA sepanjang semester I/2025 mengalami penurunan sebesar 21% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang meraih US$1,09 miliar. 

Lebih terperinci, MDKA mencatat pendapatan semester I/2025 yang belum diaudit dari segmen emas sebesar US$188,5 juta, tembaga US$43,3 juta, nickel pig iron (NPI) US$381,4 juta, HGNM US$144,2 juta, dan limonite US$74,4 juta.

Pendapatan itu diperoleh dari penjualan emas sebanyak 59.535 ons, tembaga 4.717 ton, NPI 33.045 TNi, HGNM 10.754 TNi, dan limonit 4,9 juta wmt sepanjang 6 bulan pertama 2025.

Melemahnya pendapatan MDKA diakibatkan oleh penurunan kontribusi terkait nikel sebesar US$322 juta dan pendapatan tembaga mencapai US$11 juta. 

“Penurunan ini sebagian tertutupi oleh kenaikan pendapatan emas sebesar US$69 juta dan pendapatan lainnya sebesar US$29 juta,” ungkap manajemen MDKA dalam laporannya, dikutip Selasa (12/8/2025). 

Sementara itu, perseroan kembali memaparkan panduan kinerja 2025 untuk operasi utama disertai pembaruan proyeksi guna mencerminkan kenaikan royalti pemerintah dan harga bahan bakar. 

Untuk tambang emas Tujuh Bukit (TB Gold), target produksi tetap di kisaran 100.000–110.000 ons, dengan revisi cash cost US$1.100–US$1.250 per ons dan all-in sustaining cost (AISC) mencapai US$1.600–US$1.800 per ons. 

Selanjutnya, produksi tembaga dari tambang Wetar diproyeksikan mencapai 10.000–12.000 ton, dengan cash cost US$3,00–US$3,20 per pon dan AISC US$3,80–US$4,20 per pon. MDKA memperkirakan output tembaga meningkat pada semester II/2025 seiring dampak positif strategi penumpukan baru.

Untuk pengiriman bijih nikel, target tetap 6,0 juta–7,0 juta wet metric ton (wmt) saprolit dan 12,5–15,0 juta wmt limonit. Cash cost diperbarui menjadi di bawah US$25/wmt untuk saprolit dan di bawah US$13/wmt untuk limonit. 

“Penyesuaian tersebut mempertimbangkan kenaikan harga bahan bakar dari program wajib B40 dan kenaikan royalti yang berlaku mulai semester I/2025,” tulis laporan manajemen MDKA. 

Pembaruan cash cost limonit juga mencakup biaya sementara pengangkutan hingga 1,5 juta wmt ke pabrik HPAL PT ESG sebelum komisioning Feed Preparation Plant (FPP) dan pipa baru pada kuartal IV/2025.  

Hingga Juni 2025, perseroan juga melaporkan progres pembangunan proyek emas Pani di Gorontalo telah mencapai 67%. Manajemen menyampaikan bahwa seluruh rekayasa detail dan proses pengadaan sudah selesai. 

Selain itu, fasilitas pelabuhan untuk mendukung logistik juga sudah beroperasi. Adapun, pembangunan tangki penyimpanan bahan bakar juga telah rampung guna memastikan kesiapan suplai energi untuk tahap operasional. 

Di samping itu, perseroan melaporkan produksi emas dari tambang Tujuh Bukit (TB Gold) pada kuartal II/2025 mencapai 25.143 ons dengan cash cost US$1.320 per ons dan biaya berkelanjutan menyeluruh (all-in sustaining cost/AISC) US$1.972 per ons. 

Manajemen mencatat rata-rata harga jual mencapai US$3.207 per ons, mencerminkan kenaikan margin kas 64% secara tahunan (year on year/YoY). 

Di sektor tembaga, tambang Wetar memproduksi 1.854 ton dengan cash cost US$3,35 per pon dan AISC US$4,75 per pon. Produksi diproyeksikan naik pada semester II/2025 seiring dengan implementasi strategi penumpukan baru. 

Dari sisi nikel, PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) mencatat lonjakan output tambang Sulawesi Cahaya Mineral (SCM), dengan produksi saprolit tumbuh sebesar 187% YoY dan limonit meningkat hingga 39%. Margin nikel pig iron (NPI) melebar berkat integrasi vertikal dan efisiensi biaya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro