Bisnis.com, JAKARTA — Pemesanan Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR011 telah mencapai Rp5,02 triliun, tembus target awal sehingga kuotanya ditambah menjadi Rp7 triliun.
Berdasarkan data yang dilansir dari salah satu mitra distribusi daring Jumat (3/6/2022) sekitar pukul 13.20 WIB, total penjualan SBR011 telah menyentuh Rp5,02 triliun. Adapun kuota pemesanan tercantum Rp1,97 triliun dari target Rp7 triliun. Sebelumnya, target awal ditetapkan Rp5 triliun.
Adapun, masa penawaran SBR011 dibuka pada 25 Mei hingga 16 Juni 2022 mendatang. Dengan kata lain, penawaran seri ini masih tersisa 13 hari.
Kuupon atau imbal hasil SBR011 adalah sebesar 5,50 persen per tahun. SBR011 memiliki tenor 2 tahun dan tidak dapat diperdagangkan kembali (non-tradeable) di pasar sekunder.
Kupon SBR011 memiliki sifat mengambang dilengkapi dengan batas bawah atau floating with floor. Dengan demikian, kupon akan naik bila suku bunga acuan naik, tetapi tidak akan turun lebih rendah daripada batas minimal.
Secara rinci, tingkat kupon tersebut berlaku untuk periode 3 bulan pertama, tanggal 22 Juni 2021 -10 September 2022. Besaran kupon tersebut berasal dari suku bunga acuan yang berlaku pada saat penetapan kupon yaitu sebesar 3,5 persen ditambah spread tetap 200 bps (2,00 persen).
Baca Juga
Tingkat Kupon berikutnya akan disesuaikan setiap 3 bulan pada Tanggal Penyesuaian Kupon sampai dengan Jatuh Tempo. Penyesuaian Tingkat Kupon didasarkan pada suku bunga acuan ditambah spread tetap 200 bps (2,00 persen).
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman menjelaskan bahwa pemerintah menawarkan SBR011 sejak 25 Mei 2022 hingga 16 Juni 2022 atau tiga pekan. Dia meyakini instrumen itu dapat menambah pundi keuangan negara.
"[Target dari penerbitan SBR011] awalnya Rp5 triliun kami," ujar Luky kepada Bisnis, usai peluncuran SBR011 di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Jakarta pada Jumat (27/5/2022) pagi.
Dalam penerbitan sebelumnya, yakni SBR010, pemerintah berhasil mendapatkan dana Rp7,5 triliun. Luky mengaku optimistis bahwa penawaran SBR011 pun berpotensi melebihi capaian sebelumnya karena kondisi saat ini yang tidak pasti.
Kondisi perekonomian yang volatil menurutnya akan mendorong masyarakat untuk berinvestasi di instrumen yang aman. Selain itu, karakteristik SBR011 membuatnya menjadi instrumen investasi yang menarik.
Chief of Retail & SME Business Bank Commonwealth Ivan Jaya mengatakan, minat investor terhadap instrumen ritel pada tahun ini masih cukup besar. Salah satu daya tarik SBR011 adalah potensi return yang akan didapatkan.
Dengan tingkat kupon pada penawaran perdana SBR011 sebesar 5,5 persen, SBR011 relatif lebih menarik dibandingkan dengan deposito.
Selain itu, fitur produk SBR dengan jenis kupon floating with floor, memiliki keunggulan tersendiri di saat tren peningkatan suku bunga seperti yang terjadi saat ini.
“Apabila terdapat kenaikan BI rate, maka tingkat kupon SBR011 yang diterima investor juga akan mengalami peningkatan sebesar kenaikan BI rate,” katanya saat dihubungi, Senin (30/5/2022).