Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Saham Astra (ASII) di Tengah Geliat Aksi Akuisisi

Rekomendasi dan target harga saham Astra International (ASII) terbaru usai aksi akuisisi emiten pergudangan Mega Manunggal Property (MMLP).
Aerial foto gedung Menara Astra yang ada di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat. Bisnis/Nurul Hidayat
Aerial foto gedung Menara Astra yang ada di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat. Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten konglomerasi PT Astra International Tbk. (ASII) tengah bergeliat menjajal aksi akuisisi. Terbaru, ASII mengakuisisi emiten pergudangan PT Mega Manunggal Property Tbk. (MMLP).

Dalam langkah terbarunya itu, ASII mengakuisisi 83,67% saham MMLP melalui entitas usahanya PT Saka Industrial Arjaya (SIA).

Sekretaris Perusahaan Astra International Gita Tiffani Boer menyampaikan SIA merupakan anak perusahaan terkonsolidasi yang seluruh sahamnya dimiliki secara tidak langsung oleh perseroan.

Pada 21 Juli 2025, SIA telah menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat untuk membeli saham MMLP dari PT Suwarna Arta Mandiri selaku pemegang saham mayoritas, Bridge Leed Limited pemegang saham 17,51%, dan beberapa pemegang saham minoritas perseroan lainnya.

"Berdasarkan perjanjian bersyarat, SIA berencana untuk membeli saham milik para penjual yang mewakili kurang lebih 83,67% dari modal ditempatkan dan disetor MMLP," ungkapnya dalam keterbukaan informasi, Selasa (22/7/2025).

Apabila transaksi berdasarkan perjanjian bersyarat tersebut diselesaikan, SIA akan menjadi pengendali baru MMLP.

"Tujuan dari transaksi berdasarkan perjanjian bersyarat adalah untuk pengembangan usaha dan investasi SIA," paparnya.

Sebelum mengakuisisi MMLP, Astra bergeliat memperluas jangkauannya di sektor kesehatan. Pada Februari 2025, ASII meningkatkan kepemilikannya di Halodoc menjadi 31,34% dengan nilai transaksi sekitar US$57 juta atau setara dengan Rp900 miliar. Alhasil, total investasi Astra di sektor kesehatan hingga kini mencapai Rp5,2 triliun.

Di sektor kesehatan, ASII juga berinvestasi di PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL). Pada 2022, ASII masuk pertama kali ke Hermina dengan membeli saham private placement.

Melalui jalur suntikan modal langsung, Astra memborong 30 juta saham HEAL dan menguasai 0,2% saham. Porsi saham ASII di HEAL kini pun mencapai 7,23% atau 1,11 miliar lembar.

Pada tahun lalu, melalui PT Astra Sehat Nusantara, Astra juga mengakuisisi rumah sakit jantung Heartology Cardiovascular Hospital dengan nilai akuisisi mencapai Rp645 miliar.

Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro mengatakan Astra berinvestasi di sektor-sektor baru yang memiliki potensi pertumbuhan baik dalam jangka panjang, misalnya sektor kesehatan.

"Dengan penetrasi yang kami kejar di sektor kesehatan, saya kira Astra bisa masuk ke sana," tutur Djony pada beberapa waktu lalu. 

Prospek Saham ASII

Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai aksi akuisisi seperti yang dijalankan oleh ASII bertujuan mendiversifikasi lini bisnisnya.

"Ini juga sebagai strategi proaktif dan defensif. Di sisi lain, ketika terjadi aksi akuisisi mereka [konglomerasi] sudah mempertimbangkan valuasi saham. Akuisisi juga dalam rangka memperkuat good corporate governance emiten yang diakuisisinya serta dalam rangka meningkatkan kinerja dan memperkuat sinergi jangka panjang," ujar Nafan kepada Bisnis pada Selasa (22/7/2025).

Akuisisi juga bisa menciptakan ekosistem usaha yang kuat. Namun, terdapat tantangan dalam menjalankan akuisisi saat ini.

"Selain dari proses akuisisi yang berjalan dengan alot, kondisi politik dan ekonomi juga itu harus diperhatikan," tutur Nafan.

Adapun, di tengah langkah aksi korporasinya itu, saham ASII masih lesu. Harga saham ASII melemah 1,47% pada perdagangan hari ini, Selasa (22/7/2025) ditutup di level Rp4.690 per lembar.

Harga saham ASII juga masih di zona merah, melemah 4,29% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025.

Analis PT Indo Premier Sekuritas Aurelia Barus dan Belva Monica dalam risetnya menilai harga saham ASII telah mencapai titik terendah pada semester I/2025 yang mencerminkan ekspektasi yang rendah. Konsensus pun telah menurunkan laba keseluruhan 2025 ASII yang mencerminkan kekhawatiran atas risiko pertumbuhan lesu.

"Kami menilai penilaian saham ASII saat ini telah memperhitungkan sebagian besar risiko, yaitu, pelemahan volume pada otomotif, meningkatnya NPF [nonperforming financing] pada divisi pembiayaan, dan kinerja UNTR [PT United Tractors Tbk.] yang lebih lambat," tulis Aurelia Barus dan Belva Monica dalam risetnya.

Maka, kejutan positif apa pun ke depannya kemudian dapat mendukung kinerja harga saham. Indo Premier Sekuritas dalam risetnya pun merekomendasikan buy untuk ASII dengan target harga di level Rp5.050 per lembar.

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro