Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah mencatat dominasi investor dalam negeri hingga 92,4 persen pada lelang Surat Utang Negara (SUN) yang diselenggarakan hari ini, Rabu (21/7/2021).
Menurut data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, lelang 7 seri SUN hari ini menghasilkan penawaran masuk sebesar Rp95,55 triliun. Jumlah tersebut merupakan penawaran tertinggi kedua sepanjang tahun 2021.
Di mana yang menduduki posisi pertama terjadi pada 5 Januari 2021 lalu, dengan jumlah penawaran Rp97,17 triliun.
Direktur SUN DJPPR Deni Ridwan mengatakan, partisipasi dari investor domestik semakin tinggi pada lelang hari ini yaitu 92,4 persen dari total penawaran yang masuk.
“Meningkatnya partisipasi investor domestik didukung adanya SUN yang jatuh tempo yaitu seri FR0053 sebesar Rp98,53 triliun pada tanggal 15 Juli 2021,” jelas Deni dalam keterangan resmi, Rabu (21/7/2021).
Deni pun memaparkan penawaran terbesar berasal dari seri SUN pada tenor 6 tahun dan 11 tahun.
Baca Juga
Terkait dengan angka penawaran yang cukup tinggi pada lelang kali ini menurut Deni disebabkan likuiditas saat ini yang masih memadai. Selain itu juga didukung oleh tren imbal hasil atau yield US Treasury yang menurun.
Adapun pada lelang SUN hari ini Deni mengungkapkan terdapat penurunan yield rata-rata tertimbang atau weighted average yield (WAY) yang dimenangkan untuk seluruh seri SUN yang ditawarkan sebesar 4 - 28 bps dibandingkan dengan lelang dua minggu sebelumnya.
Penurunan WAY terbesar, tampak pada SUN bertenor 20 tahun yaitu FR0092 dengan yield rata-rata tertimbang 7,01 persen hari ini yang mencapai 28 bps dibandingkan dengan dua pekan sebelumnya yaitu 7,29 persen.
Sementara itu, Deni mengungkapkan dengan mempertimbangkan rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2021, yield atau imbal hasil SUN yang wajar di pasar sekunder, serta pemenuhan supply SUN di pasar perdana, pemerintah lalu memutuskan untuk memenangkan permintaan sebesar Rp34 triliun.
Deni mengungkapkan bid to cover ratio lelang kali ini sebesar 2,8 kali yang merupakan perbandingan lebih tinggi dari lelang sebelumnya yaitu sebesar 2,45 kali.
“Dengan jumlah SUN yang dimenangkan tersebut, pemerintah tidak memerlukan penyelenggaraan lelang SUN tambahan (green shoe option),” jelas Deni.
Secara terpisah, Director & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Aset Manajemen Ezra Nazula menyampaikan antusiasme lelang SUN yang terus berlanjut dipengaruhi oleh kondisi global yang suportif dengan yield US Treasury di level 1,25 persen.
“Dan likuiditas dalam negeri yang tinggi dimana investor mencari yield dan suku bunga di level yang rendah,” ungkap Ezra kepada Bisnis, Rabu (21/7/2021).
Kemudian, Ezra berpendapat pemerintah memenangkan hasil lelang sebanyak Rp34 triliun sesuai dengan target issuance kuartal tiga. Ditambah dengan yield yang masuk masih sesuai kondisi pasar.
VP Economist PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede mengungkapkan ramainya penawaran yang masuk pada lelang kali ini memiliki pola yang sama dengan lelang SUN dua pekan lalu.
“Di mana besarnya euforia investor untuk mengoleksi ketiga seri FR terbaru dari Pemerintah yang baru diterbitkan awal Juli, antara lain seri FR0090, FR0091, dan FR0092 yang diperkirakan akan menjadi benchmark series tahun depan,” jelas Josua saat dihubungi terpisah oleh Bisnis, Rabu (21/7/2021).
Menurut Josua senada dengan narasumber sebelumnya, ramainya penawaran pada lelang hari ini juga ditopang oleh tren penurunan yield US Treasury bertenot 10 tahun secara month-to-date tercatat turun 22 bps.
Hal tersebut menurutnya mendorong penurunan yield SUN bertenor 10 tahun yang turun sekitar 28 bps secara month-to-date atau turun sekitar 11 bps secara week-to-date.
Joshua menambahkan, likuiditas di pasar keuangan saat ini masih cenderung ample sehingga turut mendukung minat investor domestik termasuk perbankan.