Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah RI bakal kembali menggelar lelang Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang rupiah pada esok hari, Selasa (15/07/2025), dengan target indikatif Rp27 triliun.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menawarkan delapan seri surat utang pemerintah dalam lelang SUN besok.
“Target indikatif Rp27 triliun dengan maksimal dimenangkan 150% dari target indikator,” tulis keterangan resmi DJPPR Kementerian Keuangan, dikutip Senin (14/7/2025).
Lelang SUN dibuka mulai pukul 09.00 WIB dan ditutup pada pukul 11.00 WIB. Tanggal setelmen dijadwalkan 2 hari kemudian, yakni Kamis, 17 Juli 2025.
“Penjualan SUN tersebut akan dilaksanakan dengan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan Bank Indonesia. Lelang bersifat terbuka, menggunakan metode harga beragam [multiple price],” tulis keterangan resmi DJPPR.
Sementara itu, penawaran kompetitif akan dibayar sesuai yield yang diajukan, sedangkan penawaran non-kompetitif menggunakan imbal hasil rata-rata tertimbang dari penawaran kompetitif yang dimenangkan.
DJPPR menyatakan bahwa SUN yang dilelang memiliki nominal per unit sebesar Rp1 juta. Penawaran hanya dapat disampaikan melalui peserta lelang yang ditunjuk, seperti bank-bank utama nasional dan asing, perusahaan sekuritas, serta lembaga-lembaga lain termasuk Bank Indonesia dan Lembaga Penjamin Simpanan.
Total, terdapat delapan seri SUN yang akan dilelang, terdiri atas dua seri SPN (Surat Perbendaharaan Negara) bertenor pendek dan enam seri obligasi negara (FR) dengan tenor menengah hingga panjang.
Berdasarkan catatan BNI Sekuritas, harga Surat Utang Negara (SUN) bergerak mixed pada sesi perdagangan Jumat (11/7/2025).
Merujuk data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) tidak bergerak di level 6,16%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) naik sebesar 1 bps ke level 6,57%. Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) tidak mengalami perubahan di level 6,58%.
Volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp15,4 triliun pada Jumat, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp24,4 triliun.
PBS003 dan FR0103 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing-masing sebesar Rp2,5 triliun dan Rp2,3 triliun. Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp3,8 triliun.
Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas Amir Dalimunthe mengatakan bahwa BNI Sekuritas melihat adanya potensi permintaan yang stabil terhadap instrumen obligasi negara SBN berdenominasi rupiah.
“BNI Sekuritas memperkirakan weekly range untuk yield SUN 10-tahun pada periode 14-18 Juli di kisaran 6,54%-6,67%,” tulisnya dalam riset.
Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor yaitu FR0087, FR0085, FR0096, FR0098, FR0106.
Berikut perincian SUN yang akan dilelang besok:
- SPN03251015 (new issuance), jatuh tempo 15 Oktober 2025, kupon diskonto
- SPN12260702 (reopening), jatuh tempo 2 Juli 2026, kupon diskonto
- FR0104 (reopening), jatuh tempo 15 Juli 2030, kupon 6,50%
- FR0103 (reopening), jatuh tempo 15 Juli 2035, kupon 6,75%
- FR0106 (reopening), jatuh tempo 15 Agustus 2040, kupon 7,125%
- FR0107 (reopening), jatuh tempo 15 Agustus 2045, kupon 7,125%
- FR0102 (reopening), jatuh tempo 15 Juli 2054, kupon 6,875%
- FR0105 (reopening), jatuh tempo 15 Juli 2064, kupon 6,875%