Bisnis.com, JAKARTA — Animo investor terhadap instrumen obligasi pemerintah tercatat masih tinggi. Hal itu dari tecermin dari penawaran masuk dalam lelang surat utang negara (SUN) pada Selasa (15/7/2025) yang bertahan di atas Rp100 triliun.
Direktorat Surat Utang Negara (SUN) Kementerian Keuangan menyampaikan pemerintah telah melaksanakan lelang SUN pada 15 Juli 2025. Delapan seri SUN yang dilelang ialah SPN03251015 (new issuance), SPN12260702 (reopening), FR0104 (reopening), FR0103 (reopening), FR0106 (reopening), FR0107 (reopening), FR0102 (reopening) dan FR0105 (reopening).
“Total penawaran yang masuk sebesar Rp109 triliun,” tulis Direktorat SUN dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (16/7/2025).
Nilai penawaran masuk dalam lelang SUN itu merupakan yang terbesar kedua sepanjang tahun ini. Incoming bids itu lebih rendah dari realisasi lelang SUN pada 1 Juli 2025 yang menghimpun nilai permintaan investor sebesar Rp121,67 triliun.
Lebih terperinci, penawaran masuk atau incoming bids paling banyak dihimpun oleh SUN seri FR0104 senilai Rp37,47 triliun, disusul FR103 senilai Rp32,46 triliun.
Selain itu, incoming bids investor mencapai Rp12,59 triliun untuk FR0106, Rp9,96 triliun untuk FR107, Rp5,8 triliun untuk SPN12260702, Rp5,34 triliun untuk FR0102, Rp4,35 triliun untuk FR0105, dan SPN03251015 Rp1 triliun.
“Total nilai yang dimenangkan dari kedelapan seri yang ditawarkan tersebut adalah Rp32 triliun,” imbuhnya.
Nilai tersebut lebih tinggi dari target indikatif lelang surat utang negara sebesar Rp27 triliun.
Seri SUN dengan nilai yang dimenangkan paling besar dalam lelang kali ini ialah FR0103 senilai Rp7,25 triliun dengan yield rata-rata tertimbang sebesar 6,56997%. SUN tenor panjang FR0103 itu memberikan tingkat kupon 6,75% dan jatuh tempo pada 15 Juli 2035.
Penawaran Masuk Investor dalam Lelang SUN Tahun Ini
- 7 Januari 2025 : Rp31,65 triliun
- 21 Januari 2025 : Rp54,46 triliun
- 4 Februari 2025 : Rp77 triliun
- 18 Februari 2025 : Rp84 triliun
- 4 Maret 2025 : Rp75,78 triliun
- 18 Maret 2025 : Rp61,75 triliun
- 22 April 2025 : Rp77,46 triliun
- 6 Mei 2025 : Rp80,85 triliun
- 20 Mei 2025 : Rp108,33 triliun
- 3 Juni 2025 : Rp77,17 triliun
- 17 Juni 2025 : Rp81,03 triliun
- 1 Juli 2025 : Rp121,67 triliun
- 15 Juli 2025: Rp109 triliun