Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang ditutup melemah pada akhir perdagangan Kamis (27/6/2018), karena kekhawatiran baru atas ketegangan perdagangan antara AS dan China, setelah data menunjukkan penurunan dalam penjualan ritel domestik.
Indeks Topix ditutup melemah 0,26% atau 4,45 poin ke level 1.727, sedangkan indeks Nikkei 225 ditutup turun 0,01% atau 1,38 poin ke posisi 22.270,39.
Dilansir Bloomberg, penyedia telekomunikasi dan perusahaan farmasi paling membebani indeks Topix, yang menuju penurunan bulanan kedua berturut-turut. Saham NTT dan SoftBank turun masing-masing 2.2% dan 1.2%, sedangkan saham Astellas Pharma melemah 2.2% dan Otsuka Holdings turun 2.9%.
Sementara itu, saham emiten ritel juga turun setelah data penjualan ritel Jepang tercatat turun 1,7% pada Mei, yang menjadi penurunan terbesar dalam hampir dua tahun, menunjuk pada konsumsi yang lebih lemah yang dapat menahan rebound pertumbuhan ekonomi.
Sebelumnya, Gedung Putih mengungkapkan rencana untuk membatasi investasi China, namun tampaknya memilih pendekatan yang kurang konfrontatif.
Penasihat ekonomi Presiden AS Donald Trump Larry Kudlow kemudian mengatakan kepada Fox Business bahwa jawaban China atas tuntutan perdagangan AS sejauh ini belum memuaskan, menambahkan bahwa sikap Trump tidak akan mundur terhadap China.
Baca Juga
"Sangat sulit untuk membuat prediksi tentang apa yang akan dilakukan Trump dengan kebijakannya," kata Ayako Sera, analis Sumitomo Mitsui Trust Bank Ltd di Tokyo, seperti dikutip Bloomberg.
"Kekhawatiran bahwa Trump akan mengambil sikap yang lebih agresif ketika sampai pada perundingan perdagangan dengan China menyeret bursa saham turun," lanjutnya.
Indeks Topix diperkirakan mencatat penguatan di kuartal II tahun ini kurang dari 1%, yang akan menjadi kinerja terburuknya di kuartal kedua dalam dua tahun terakhir. Indeks Topix menguat 6,6% dalam periode yang sama tahun lalu.