Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang melemah pada perdagangan Senin (5/2/2018), menyusul penurunan di bursa AS pekan lalu karena lonjakan imbal hasil obligasi mendorong kekhawatiran kenaikan suku bunga acuan.
Indeks Topix ditutup melemah 2,17% atau 40,46 poin ke level 1.823,74, sedangkan indeks Nikkei 225 ditutup merosot 2,55% atau 592,45 ke level 22.682,08. Kedua indeks mencatat penurunan harian terbesar sejak 9 November 2016.
Emiten produsen elektronik dan mesin menjadi penekan terbesar pada indeks, sementara ukuran volatilitas melonjak ke level tertinggi sejak November.
Pada perdagangan Jumat, indeks Dow Jones Industrial Average mengalami penurunan terbesar sejak Juni 2016 karena data tenaga kerja menggarisbawahi kekuatan ekonomi yang mendorong imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun naik di atas 2,85% untuk pertama kalinya sejak Januari 2014.
"Dengan merosotnya bursa AS, sejumlah investor membuat penyesuaian posisi di saham Jepang, sehingga memacu penjualan," kata Yoshihiro Ito, kepala analis Okasan Online Securities Co di Tokyo, seperti dikutip Bloomberg.
"Mereka tetap waspada terhadap risiko bahwa pasar Goldilocks yang didukung oleh ekonomi AS yang solid dan tingkat suku bunga yang rendah akan goyah," lanjutnya.
Baca Juga
Data pemerintah AS pad aJumat menunjukkan jumlah tenaga kerja AS meningkat pada bulan Januari dan upah naik pada laju tercepat sejak resesi berakhir. Penjualan di bursa AS meningkat setelah Presiden The Fed wilayah Dallas, Robert Kaplan, menyarankan agar suku bunga acuan naik lebih dari tiga kali tahun ini.
Beberapa saham Jepang berhasil lolos dari aksi jual hari Senin. Ube Industries Ltd, Honda Motor Co, termasuk di antara sembilan emiten pada indeks Nikkei 225 yang melawan tren tersebut, dengan kenaikan keduanya lebih dari 2%.
"Koreksi di pasar saham Jepang mungkin bersifat sementara," kata Tomomi Yamashita, manajer investasi senior di Shinkin Asset Management Co. "Pendapatan perusahaan Jepang bertahan di posisi yang kuat dan ekonomi tergolong bagus. Perekonomian AS solid, tidak goyah.”