Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang melemah pada perdagangan Kamis (25/1/2018) setelah mata uang yen membukukan kenaikan terbesar terhadap dolar sejak Mei di tengah berlanjutnya retorika proteksionis dari AS mengenai perdagangan.
Indeks Topix ditutup melemah 0,88% atau 16,67 poin ke level 1.884,56, sedangkan indeks Nikkei 225 ditutup turun 1,13% atau 271,29 ke level 23.669,49.
Sebanyak 30 dari 33 sektor pada ideks Topix melemah. Eksportir menjadi penekan utama indeks karena yen masih menguat menyusul apresiasi 1,6% selama dua hari terakhir.
Dilansir Bloomber, penguatan yen dipicu oleh terus melemahnya dolar AS setelah Menteri Keuangan Steven Mnuchin mendukung penurunan dolar karena menguntungkan bagi ekonomi AS,
Sementara itu, Menteri Perdagangan Wilbur Ross mengatakan AS akan berjuang lebih keras untuk melindungi eksportirnya. "Mata uang lokal berada pada tingkat yang bisa membuat orang waspada," kata Mitsuo Shimizu, Wakil Manajer Umum di Japan Asia Securities Co, seperti dikutip Bloomberg.
"Jika dolar terus diperdagangkan di bawah 110 yen, potensi pertumbuhan dalam pendapatan perusahaan akan terkikis dan melemahkan ekspektasi pasar atas revisi kenaikan perkiraan laba," lanjutnya.
Baca Juga
Nilai tukar yen terhadap dolar terpantau menguat 0,4% ke level 108,84 per dolar AS saat penutupan bursa Jepang setelah mencapai level terkuat sejak 11 September pada Rabu (24/1).
Sejumlah emiten produsen elektronik yang melemah antara lain Sony Corp yang turun 3,6%, Keyence Corporation yang melemah 2,7%, Panasonic Corp yang turun 2,2%
Sementara itu, saham Tadano meluncur 3,9% karena Morgan Stanley menurunkan rating menjadi underweight, dengan mengatakan bahwa penguatan baru-baru ini telah berlebihan.