Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas bursa saham di Asia bergerak turun pada perdagangan pagi ini, Kamis (27/4/2017), di saat para investor mencermati rencana perombakan pajak Amerika Serikat (AS) seraya menantikan keputusan kebijakan bank sentral Jepang dan Eropa.
Indeks MSCI Asia Pacific tergelincir 0,1% dari level tertingginya sejak Juni 2015 pada pukul 11.18 pagi waktu Tokyo (pukul 9.18 WIB). Indeks MSCI mencatat reli pada lima hari perdagangan berturut-turut sebelumnya.
Dilansir Bloomberg, bursa saham global diperdagangkan di kisaran level tertingginya seiring optimisme untuk membaiknya pertumbuhan ekonomi global. Rencana perombakan pajak di Amerika Serikat (AS) yang banyak diantisipasi, termasuk usulan pemangkasan yang akan menguntungkan bisnis, kelas menengah dan individu berpenghasilan tinggi tertentu, meninggalkan ketidakpastian tentang mekanisme pembayarannya.
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump mengajukan proposal untuk memangkas tarif pajak bisnis dan pajak perusahaan luar negeri yang kembali ke negara tersebut. Selain itu, Trump menawarkan pengampunan pajak yang besar bagi perusahaan multinasional yang membawa pulang uangnya ke AS.
Salah satu pejabat Gedung Putih mengatakan, secara lebih rinci, Trump menginginkan agar perusahaan dengan skala kecil baik berbentuk kemitraan atau pribadi dikenai tarif 15% atau turun dari tingkat sekarang yang mencapai 39,6%.
Namun, Trump tidak memberikan detail mengenai cara pemotongan tanpa harus meningkatkan defisit anggaran.
Fokus para investor pun beralih ke laporan keuangan sejumlah perusahaan hari ini demi mendapat petunjuk lebih lanjut tentang ekonomi global, termasuk PetroChina Co., Deutsche Bank AG, Alphabet Inc., dan Dow Chemical Co.
Kekhawatiran atas pasar China mulai muncul kembali setelah jeda sejenak, di saat pemerintah mengintensifkan fokusnya pada penanganan risiko dalam sistem keuangan. Bursa saham di China berjuang untuk menjaga peningkatan daya tarik aset berisiko global di tengah meningkatnya kampanye terhadap proses leverage.
Di sisi lain, Bank of Japan (BoJ) diprediksi akan mempertahankan program pelonggaran moneternya dalam pertemuan kebijakannya yang berlangsung selama dua hari. Meskipun tingkat inflasi tetap di bawah target 2% bank sentral tersebut, namun inflasi terus berlanjut.
Sementara itu, sejumlah pejabat European Central Bank (ECB) mengindikasikan sedikit kemungkinan adanya perubahan kebijakan. Fokusnya akan tertuju pada sinyal dari Presiden Mario Draghi bahwa bank sentral tersebut memperdebatkan untuk meninggalkan stimulus luar biasanya.
Pasar pun menantikan data PDB AS yang akan dirilis esok hari waktu setempat. Ekonomi AS diproyeksikan berekspansi dengan tingkat tahunan 1% pada kuartal pertama, laju terlemah dalam setahun.
Sejalan dengan indeks MSCI, indeks Topix Jepang turun 0,1% dan indeks S&P/ASX 200 Australia bergerak flat. Indeks Shanghai Composite terjerembab 1%, sementara indeks Hang Seng dan indeks Kospi Korea Selatan masing-masing tergelincir 0,2%.