Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) berisiko terkoreksi pada perdagangan hari ini, Rabu (4/12/2024), terseret sentimen negatif pasar Asia setelah Presiden Korea Selatan mengumumkan darurat militer di negeri Ginseng yang kemudian dibatalkan beberapa jam setelahnya.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG menguat 2,11% pada perdagangan Selasa (3/12/2024) ke level 7.196,017. Meski begitu, sepanjang tahun berjalan 2024, indeks komposit masih terkoreksi 1,06%.
Tim Analis MNC Sekuritas menyampaikan penguatan IHSG pada perdagangan kemarin disertai dengan munculnya volume pembelian. Secara teknikal, IHSG diperkirakan berada di posisi akhir wave [v] dari wave A dari wave (2), sehingga koreksi IHSG diperkirakan masih rawan berlanjut ke area 6.998-7.039.
Pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan bergerak pada rentang support 6.896—6.998 dan resistance 7.207—7.337.
MNC Sekuritas menyematkan rekomendasi speculative buy untuk saham PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) dengan target harga Rp910—Rp960. Sementara itu, rekomendasi buy on weakness diberikan untuk saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dengan target harga Rp80–Rp85.
Rekomendasi buy on weakness juga diberikan untuk saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) dengan target harga Rp27.775—Rp28.475, dan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) dengan target harga Rp2.660—Rp2.780 per saham.
Terpisah, CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya menyampaikan IHSG mulai mengalami teknikal rebound di tengah tekanan yang terus terjadi, peluang melanjutkan kenaikan masih terbuka mengingat hari perdagangan yang minim pada bulan terakhir 2024.
“Peluang koreksi wajar masih dapat dimanfaatkan oleh investor, hari ini IHSG berpotensi menguat dengan rentang 7.071-7.236,” ujarnya dalam riset.
Pada hari ini, William menyarankan investor untuk mencermati saham TLKM, ASII, ASRI, PWON, BBRI, SMRA, HMSP, GGRM, dan KLBF.
Dari eksternal, pasar saham Asia pada hari ini akan dibayangi oleh sentimen negatif dari keputusan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol mengumumkan darurat militer di negeri Ginseng pada Selasa malam waktu setempat. Beberapa jam setelahnya, keputusan darurat militer dibatalkan oleh Yoon atas desakan parlemen Korsel.
Seperti dilansir Bloomberg, pasar saham di Asia berpotensi bergerak mixed pada pembukaan perdagangan hari ini akibat terimbas sentimen gejolak politik Korea Selatan.
Di pasar modal global, produk ETF terkait dengan Korea Selatan dan mata uang won anjlok setelah Presiden Korea Selatan mengejutkan investor dengan mendeklarasikan darurat militer. Meski kemudian keputusan tersebut dibatalkan.
Analis ANZ Group Holdings Ltd. Brian Martin and Daniel Hynes dalam catatannya menyampaikan bahwa pasar menginterpretasikan bahwa perkembangan tersebut merupakan isu politik domestik di Korea Selatan. Namun, hal itu sekaligus mengingatkan tentang risiko meningkatnya tensi politik secara global.
“Volatilitas bisa jadi makin intensif saat pasar Korea Selatan dibuka pada hari ini,” seperti dikutip Bloomberg, Rabu (4/12/2024).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.