Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Ditutup Terkoreksi, Investor Pantau Rapat The Fed

Wall Street melemah karena investor menanti kebijakan The Fed. Dow Jones turun 204,57 poin, S&P 500 dan Nasdaq juga terkoreksi. Saham UnitedHealth, Boeing, dan Merck melemah.
Indeks Kosdaq yang naik terpantau dalam sebuah layar di Korea Exchange (KRX), Seoul, Korea Selatan pada Rabu (4/6/2025). Indeks saham Korea Selatan naik setelah kemenangan Lee Jae-Myung dalam pemilihan presiden Negeri Ginseng. / Bloomberg-SeongJoon Cho
Indeks Kosdaq yang naik terpantau dalam sebuah layar di Korea Exchange (KRX), Seoul, Korea Selatan pada Rabu (4/6/2025). Indeks saham Korea Selatan naik setelah kemenangan Lee Jae-Myung dalam pemilihan presiden Negeri Ginseng. / Bloomberg-SeongJoon Cho

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan Selasa (29/7/2025) waktu setempat seiring dengan sikap investor yang menanti pernyataan kebijakan dari bank sentral AS, The Federal Reserve.

Melansir Reuters pada Rabu (30/7/2025) indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 204,57 poin atau 0,46% menjadi 44.632,99. Sementara itu, indeks S&P 500 melemah 18,91 poin atau 0,30% ke level 6.370,86, dan Nasdaq Composite turun 80,29 poin atau 0,38% ke posisi 21.098,29.

Indeks S&P 500 dan Nasdaq terkoreksi dari rekor tertingginya menyusul laporan keuangan yang mengecewakan dari sejumlah emiten, sementara investor 

Sejumlah komponen Dow melaporkan kinerja keuangan pada kuartal II/2025, termasuk UnitedHealth, Boeing, dan Merck, yang semuanya ditutup lebih rendah.

Saham perusahaan asuransi kesehatan UnitedHealth merosot 7,5% usai menyampaikan proyeksi laba yang mengecewakan, menjadi penekan utama terhadap Dow. Sementara itu, Boeing turun 4,4% meski mencatatkan kerugian kuartal kedua yang lebih kecil dari perkiraan.

Merck ikut terkoreksi 1,7% setelah melaporkan hasil kuartalan dan mengumumkan bahwa mereka akan memperpanjang penghentian pengiriman vaksin HPV Gardasil ke China hingga akhir 2025 karena lemahnya permintaan.

“Laporan keuangan sejauh ini masih campuran. Data ekonomi juga bervariasi, tapi belum cukup kuat untuk mengubah ekspektasi pasar terhadap arah kebijakan The Fed,” ujar Tim Ghriskey, Senior Portfolio Strategist di Ingalls & Snyder, New York.

Dia menambahkan, hasil kinerja keuangan Microsoft, Meta, Apple, dan Amazon dalam dua hari ke depan akan sangat menentukan arah pasar.

Saham-saham berkapitalisasi besar (megacap) seperti Meta, Microsoft, Amazon, dan Apple dijadwalkan melaporkan laba pekan ini. Dengan bobot pasar yang besar, hasil dari emiten-emiten tersebut diperkirakan akan sangat memengaruhi pergerakan indeks utama.

Kinerja UPS dan Data Ekonomi

Saham United Parcel Service (UPS) anjlok 10,6% setelah perusahaan pengiriman paket tersebut kembali menolak memberikan proyeksi pendapatan dan margin tahunan. Hal ini memperdalam kekhawatiran pasar bahwa kebijakan dagang Presiden AS Donald Trump yang terus berubah-ubah membebani bisnis perusahaan.

Kinerja UPS turut menyeret indeks Dow Jones Transport Average turun 2,3%, mencatatkan penurunan harian terbesar sejak 21 Mei 2025.

Di sisi makroekonomi, data kepercayaan konsumen AS untuk Juli naik lebih tinggi dari perkiraan menjadi 97,2 poin. Namun, data lowongan pekerjaan dan perekrutan (JOLTS) untuk Juni menunjukkan penurunan, mengindikasikan perlambatan lanjutan dalam aktivitas pasar tenaga kerja.

Data JOLTS menjadi pembuka dari rangkaian data ketenagakerjaan pekan ini, yang akan berpuncak pada laporan penggajian pemerintah AS pada Jumat mendatang.

The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya pada pertemuan kebijakan Rabu waktu setempat. Pernyataan dari Ketua The Fed Jerome Powell akan menjadi sorotan utama guna menangkap sinyal waktu pemangkasan suku bunga selanjutnya.

Di sisi geopolitik, negosiasi antara Amerika Serikat dan China menyelesaikan hari kedua di Stockholm, di tengah upaya kedua negara untuk meredakan ketegangan dagang.

Presiden Donald Trump menyebut bahwa Menteri Keuangan AS Scott Bessent telah menyampaikan kabar positif usai melakukan pertemuan dengan pejabat China, yang disebut sebagai pertemuan yang sangat baik.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro