Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Panen Laba Emiten Sawit Semester I/2025 Saat Harga CPO Memanas

Sederet emiten perkebunan kelapa sawit memanen laba bersih yang lebih moncer pada semester I/2025 didorong oleh harga crude palm oil (CPO) yang memanas.
Annisa Kurniasari Saumi, I Putu Gede Rama Paramahamsa
Rabu, 30 Juli 2025 | 08:26
Truk menurunkan muatan tandan buah segar dari kebun sawit milik PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG)./DSNG
Truk menurunkan muatan tandan buah segar dari kebun sawit milik PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG)./DSNG

Bisnis.com, JAKARTA — Sederet emiten perkebunan kelapa sawit memanen laba bersih yang lebih moncer pada semester I/2025 didorong oleh harga crude palm oil (CPO) yang memanas. 

Kenaikan laba bersih pada paruh pertama 2025 antara lain dibukukan oleh PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI), PT Sampoerna Agro Tbk. (SGRO), PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN), PT Pradiksi Gunatama Tbk. (PGUN), PT Jhonlin Agro Raya Tbk. (JARR), PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG), dan PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG). 

Emiten perkebunan sawit milik TP Rachmat, PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) membukukan lonjakan laba bersih 75,36% year-on-year (YoY) dari Rp966,34 miliar pada 6 bulan pertama 2024 menjadi Rp1,69 triliun pada semester I/2025.

Pada Januari—Juni 2025, Astra Agro Lestari mengantongi kenaikan laba bersih sebesar 40,13% YoY menjadi Rp702,12 miliar dari sebelumnya Rp501,04 miliar. Senada, laba bersih TLDN naik 108,61% YoY menjadi Rp561,27 miliar dari sebelumnya Rp269,05 miliar.

Laba bersih SGRO juga melesat hingga tengah tahun ini menjadi Rp538,2 miliar, dari Rp160,1 miliar secara tahunan. Laba bersih ini naik 236% secara tahunan. Adapun, DSNG mengantongi laba bersih Rp915,77 miliar pada semester I/2025 atau melesat 81,85% YoY dari Rp503,56 miliar. 

Dua emiten kebun sawit milik Andi Syamsuddin Arsyad alias Haji Isam juga moncer pada paruh pertama tahun ini. Laba bersih tahun berjalan PGUN tercatat sebesar Rp85,53 miliar atau melesat 690,09% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024 sebesar Rp10,57 miliar.

Sejalan dengan itu, JARR juga mencatatkan kenaikan laba bersih tahun berjalan sebesar 82,58% menjadi Rp160,39 miliar dari sebelumnya Rp87,84 miliar pada periode yang sama tahun 2024.

Berkah Kenaikan Harga CPO

Investor Relations SGRO Stefanus Darmagiri menjelaskan pada semester I/2025, SGRO dapat meningkatkan kinerja yang signifikan dengan laba bersih meningkat sebesar 236% YoY menjadi Rp538 miliar. 

“Hal disebabkan oleh peningkatan volume penjualan CPO dan PK yang sejalan dengan kenaikan volume produksi CPO sebesar 13% YoY dan volume produksi PK sebesar 20% YoY pada semester I/2025,” kata Stefanus, Selasa (29/7/2025). 

Di samping itu, lanjutnya, kinerja yang meningkat juga ditopang oleh adanya kenaikan harga CPO dunia yang berdampak terhadap peningkatan harga jual rata-rata CPO dan PK. 

Harga jual rata-rata CPO Perseroan mengalami peningkatan sebesar 18% YoY menjadi Rp14.530/kg, sedangkan harga jual rata-rata produk PK Perseroan meningkat sebesar 87% YoY menjadi Rp12.287/kg. 

Dengan demikian, profitablitas SGRO dapat meningkat dengan margin laba kotor (gross profit margin) yang naik menjadi 32,3% pada semester I/2025 dari 20,6% pada semester I/2024.

Ke depan, lanjut Stefanus, dengan adanya peningkatan program B40 yang telah dijalankan pada tahun 2025 ini, diperkirakan dapat meningkatkan permintaan CPO domestik, sehingga porsi ekspor akan berkurang. 

“Hal ini diharapkan berdampak terhadap harga CPO yang akan lebih stabil dan lebih baik,” tuturnya. 

Stefanus juga menuturkan seiring dengan berkurangnya dampak El-Nino yang terjadi pada semester II/2023 yang berdampak pada produksi di 2024, SGRO berharap pada 2025 ini dapat meningkatkan produksi Tandan Buah Segar (TBS) sekitar 5%. 

Adapun, sejumlah langkah yang akan dilakukan SGRO sampai akhir tahun ini adalah dengan terus meningkatkan produktivitas CPO Perseroan melalui Best Agronomy Practices. 

Hal tersebut dilakukan SGRO dengan dengan terus fokus melanjutkan program intensifikasi yang telah berjalan pada tahun-tahun sebelumnya seperti mekanisasi, water management system, dan peningkatan infrastruktur serta digitalisasi untuk meningkatkan monitoring, efektivitas produksi dan efisiensi kerja di kebun, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja operasional perseroan.

Panen Laba Emiten Sawit Semester I/2025 Saat Harga CPO Memanas

Terpisah, Direktur Utama DSNG Andrianto Oetomo menjelaskan bahwa kenaikan volume penjualan CPO selaras dengan meningkatnya produksi tandan buah segar (TBS) yang tumbuh 3,9% YoY menjadi 1,1 juta ton. Sementara itu, ASP CPO meningkat menjadi Rp14.575/kg atau meningkat 19,3% YoY, yang turut mengangkat kinerja laba Perseroan. 

“Kami memperkirakan harga CPO akan tetap bertahan karena permintaan CPO masih cukup baik, dari dalam negeri seiring implementasi program B40, maupun dari pasar ekspor utama seperti India dan Tiongkok,” ujar Andrianto. 

Dari sisi produktivitas, segmen kelapa sawit menunjukkan pertumbuhan positif dengan peningkatan produksi TBS dari kebun inti maupun plasma. Hal ini berkontribusi terhadap kenaikan produksi CPO sebesar 4,9% YoY. Kualitas produk kelapa kelapa sawit juga terjaga dengan tingkat Free Fatty Acid (FFA) dan Oil Extraction Rate (OER) yang stabil, masing-masing di level 3% dan 23%. 

Direktur PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada juga tidak menampik bahwa penguatan harga CPO akan berdampak positif terhadap kinerja saham CPO. Dia menilai, penguatan kinerja saham emiten CPO akan terdorong oleh perbaikan cuaca hingga permintaan akan produk olahan sawit yang lebih besar. 

Selain itu,  peningkatan penggunaan biodiesel dalam negeri juga akan mendongkrak kinerja emiten sawit. Hal itu sejalan dengan rencana pemerintah untuk mengimplementasikan bahan bakar nabati (BBN) jenis biodiesel 50 (B50) pada 2026.

“Emiten CPO pun dapat menikmati momen ini dimana harga jual pun dapat membaik sehingga dapat berimbas positif pada perbaikan kinerja,” katanya saat dihubungi, Rabu (23/7/2025).

Perbaikan kinerja emiten sawit dinilai telah tampak dari kinerja kuartal pertama 2025 emiten CPO. PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI), misalnya, mencatatkan pertumbuhan laba 20,17% YoY menjadi Rp277,03 miliar per kuartal I/2025, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp230,52 miliar.

Di sektor CPO, Reza merekomendasikan saham TAPG, SIMP, LSIP, CSRA, hingga DSNG. Rekomendasi itu didasarkan pada rasio P/E masing-masing emiten.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro