Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vale Buka Peluang Gandeng Korsel

Vale tak membatasi asal negara mitra yang ingin bekerja sama dalam proyek pengolahan nikel.
Duwi Setiya Ariyanti,Nindya Aldila
Selasa, 29 Juli 2025 | 01:00
Proses penambangan Nikel PT Vale Indonesia Tbk. di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/2023)/Bisnis-Paulus Tandi Bone
Proses penambangan Nikel PT Vale Indonesia Tbk. di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/2023)/Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA— PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) membuka peluang menggandeng mitra asal Korea Selatan untuk menggarap proyek di Sulawesi Tengah.

Presiden Direktur PT Vale Indonesia Bernardus Irmanto menyebut ada ketertarikan dari Korea Selatan untuk turut menggarap proyek fasilitas pengolahan perusahaan. Dia pun berujar tak membatasi negara mana yang ingin bekerja sama.

“Kalau di Sulawesi Tengah itu memang kemudian ada perusahaan Korea. Bukan di Sorowako Limonite, sebetulnya di Sulawesi Tengah,” ucap Anto, sapaan akrab Irmanto, dalam konferensi pers seusai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Vale di Jakarta, Senin (28/7/2025) seperti dikutip dari Antara.

Sebagai contoh, dia menyampaikan, proyek Vale di Pomalaa, Sulawesi Tenggara digarap oleh perusahaan asal Amerika Serikat, yaitu Ford Motor Company, dan perusahaan asal China, Zhejiang Huayou Cobalt.

Kemudian, di Bahodopi, Sulawesi Tengah, Vale juga bekerja sama dengan GEM (General Enhance Material) sebagai mitra teknologinya. Vale merupakan penyedia nikel, dan GEM sebagai mitra teknologi yang akan membangun smelter HPAL-nya.

“Nah, nanti mungkin ada perusahaan-perusahaan dari Korea masuk,” ucap Anto.

Hak untuk mengundang mitra lain juga berada di tangan mitra teknologi Vale. Meskipun demikian, para mitra tetap akan berkonsultasi dengan Vale dalam hal menetapkan mitra-mitra barunya.

Selain Korea Selatan, Anto juga menyampaikan bahwa Vale sudah pernah menerima delegasi dari Kerajaan Arab Saudi yang pernah berkunjung ke Sorowako, Sulawesi Selatan.

“Mereka juga mengapresiasi, bahwa praktiknya bagus, potensi bisnis bagus, tetapi baru terbatas itu,” kata Anto.

Dari sisi prospek harga saham, Maybank Sekuritas Indonesia mempertahankan rekomendasi buy dengan target harga yang dinaikkan menjadi Rp4.050, seiring dengan ekspektasi pemulihan laba mulai paruh kedua 2025.

Katalis utama berasal dari lonjakan volume penjualan bijih nikel yang ditargetkan mencapai 2,2 juta wet metric tonne (wmt) pada semester II/2025, naik tajam dibanding hanya 160.000 ton pada paruh pertama.

“Kami memperkirakan lonjakan penjualan ore akan menjadi pendorong laba yang kuat mulai kuartal III/2025,” tulis analis Maybank dalam risetnya yang dipublikasi pada 22 Juli.

RKAB penjualan 2,2 juta wmt telah diajukan pada April 2025, dan penjualan dijadwalkan dimulai awal kuartal III/2025.

Meski Maybank mengantisipasi volume konservatif sekitar 7 juta ton di 2026 dan 8 juta ton di 2027, proyeksi tersebut tetap memberikan potensi kenaikan signifikan terhadap pendapatan.

Sebagai imbas dari strategi baru ini, Maybank telah merevisi naik proyeksi laba Vale hingga 110% hingga 2027.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro