Bisnis.com, JAKARTA — PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) tengah santer dikabarkan berencana borong 50 unit pesawat bermesin jet produksi Boeing sebagai salah satu upaya untuk penyehatan perusahaan.
Upaya penyehatan perusahaan dimulai saat Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia resmi menyuntikkan modal sebesar US$405 juta atau setara Rp6,65 triliun kepada emiten maskapai pelat merah tersebut pada 24 Juni 2025.
Kemitraan tersebut menjadi lanjutan dari restrukturisasi yang telah dijalankan Garuda Indonesia sejak 2022, dan menandai dimulainya tahapan penyehatan jangka panjang.
Dukungan pendanaan tersebut akan diberikan secara bertahap, dimulai dari penyaluran awal melalui skema shareholder loan senilai Rp6,65 triliun atau US$405 juta.
Secara terperinci, mayoritas dana akan disalurkan kepada Citilink dalam bentuk shareholder loan senilai maksimal Rp4,82 triliun. Dengan demikian, nilai bersih yang diterima langsung oleh Garuda Indonesia adalah sekitar Rp1,82 triliun.
Aksi restrukturisasi penyehatan kinerja kemudian dipertegas dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang mendapatkan dukungan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pada 30 Juni 2025.
Baca Juga
Restrukturisasi penyehatan kinerja yang disetujui oleh pemegang saham pada RUPSLB mencakup langkah-langkah fundamental dalam penguatan basis struktur dan pengelolaan kinerja keuangan.
“Persetujuan pemegang saham pada RUPSLB hari ini merupakan titik balik bagi Garuda Indonesia dan menjadi landasan utama bagi langkah untuk menjadi maskapai yang sehat, kompetitif, dan berkelas dunia," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani dalam keterangan tertulis, Senin (30/6/2025).
Restrukturisasi akan fokus pada perbaikan ekuitas, optimalisasi aksi strategis berupa restorasi armada, penambahan alat produksi, penyehatan kinerja usaha anak usaha, hingga akselerasi pemulihan trafik penumpang.
Garuda Indonesia juga akan menerapkan 11 langkah prioritas untuk mentransformasi usahanya. Dari aspek armada dan jaringan misalnya, Garuda akan melakukan penambahan pesawat secara bertahap hingga mencapai sekitar 120 unit serta melakukan ekspansi ke 100 rute baru hingga 2029.
Prabowo Ingin Besarkan Garuda Indonesia
Penambahan pesawat tersebut mendapatkan dukungan dari Presiden Prabowo Subianto usai menjalin kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat atas tarif impor resiprokal.
Presiden AS Donald Trump yang telah bersedia menurunkan tarif impor terhadap produk dan barang dari Indonesia menjadi 19%, menginginkan Indonesia membeli 50 unit Boeing 777.
Prabowo menyatakan bertekad untuk membesarkan emiten maskapai berkode GIAA itu dengan menambah pesawat baru.
"Ya, memang kita kan perlu untuk membesarkan Garuda. Garuda adalah kebanggan kita. Garuda adalah flight carrier nasional. Garuda lahir dalam perang kemerdekaan kita. Jadi Garuda harus menjadi lambang Indonesia," ujar Prabowo, Rabu (16/7/2025).
Sejalan dengan hal tersebut, Garuda masih bernegosiasi dengan Boeing agar pembelian pesawat nantinya sesuai dengan kebutuhan pangsa pasar.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani mengatakan saat ini tengah melakukan komunikasi secara intensif dengan Boeing untuk membahas detail kebutuhan pesawat yang sesuai dengan pangsa pasar.