Bisnis.com, JAKARTA — PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk. (WEGE) kembali membukukan penurunan kinerja keuangan pada semester I/2025.
Berdasarkan laporan keuangan per akhir Juni 2025, emiten konstruksi ini membukukan pendapatan sebesar Rp907,81 miliar. Jumlah tersebut menurun 34,23% dari sebelumnya Rp1,38 triliun pada semester I/2024.
Pendapatan itu berasal segmen jasa konstruksi yang berkontribusi sebesar Rp874,38 miliar, konsesi Rp28,19 miliar, properti mencapai Rp5,07 miliar, serta industri membukukan Rp156,8 juta hingga paruh pertama.
Di sisi lain, perseroan mampu memangkas pokok sebesar 37,28% year on year (YoY) menjadi Rp800,09 miliar. Penurunan beban pokok membuat WEGE masih mencetak laba kotor senilai Rp107,71 miliar, naik 2,93% YoY.
Namun, setelah memperhitungkan beban dan pendapatan lainnya, WEGE membukukan laba bersih sebesar Rp415,18 juta pada semester I/2025. Raihan ini menyusut 97,77% dari capaian tahun lalu yakni Rp18,63 miliar. Laba per saham juga mengalami koreksi tajam dari Rp1,95 menjadi hanya Rp0,04 per saham.
Adapun, kas dan setara kas hingga akhir Maret 2025 mencapai Rp161,33 miliar, turun 45,73% dari periode sama tahun sebelumnya yakni Rp297,25 miliar.
Dari sisi neraca, total aset WEGE tercatat turun 10,29% year to date (YtD) menjadi Rp5,13 triliun. Sementara itu, liabilitas perseroan berkurang 18,83% menjadi Rp2,53 triliun, sedangkan ekuitas relatif stagnan di kisaran Rp2,6 triliun.
Dalam perkembangan terbaru, WEGE telah merampungkan proyek pembangunan gedung pusat komando milik BMKG senilai Rp252,7 miliar.
Proyek ini terletak di kompleks BMKG Pusat dan akan berfungsi sebagai kantor operasional sistem peringatan dini bencana nasional. Gedung baru tersebut dikerjakan oleh WEGE melalui kerja sama operasi (KSO) WG-WIKA.
Berdasarkan data perseroan, nilai kontrak awal pembangunan Gedung Pengembangan Sistem Operasional Indonesia Multi Hazard Early Warning System (Ina-MHEWS) ini mencapai Rp207,9 miliar. Namun, nilai kontrak kemudian menjadi Rp252,7 miliar berdasarkan adendum terakhir.
Direktur Operasi I WEGE Bagus Tri Setyana mengatakan lingkup pekerjaan proyek meliputi konstruksi struktur, arsitektur, hingga sistem mekanikal, elektrikal, dan plumbing (MEP) untuk fasilitas di Jakarta dan Bali.
Gedung yang terdiri atas 9 lantai dan 2 basement dengan luas total mencapai 8.679,88 meter persegi ini turut dirancang dengan penerapan base isolator tipe friction pendulum. Menjadikannya sebagai gedung data center pertama di Indonesia yang menggunakan sistem peredam gempa.
“Pemasangan friction pendulum dilakukan dengan sistem jacking pada bangunan setelah pekerjaan struktur selesai dengan total 23 titik pemasangan,” ujar Bagus.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.