Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Bullish Emas Pekan Depan, Sentimen Inflasi AS dan Geopolitik Dominan

Harga emas diprediksi menguat pekan depan karena The Fed tidak memangkas suku bunga, ketegangan geopolitik, dan inflasi AS yang tinggi.
Karyawati memperlihatkan kepingan emas Antam di Jakarta, Senin (30/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati memperlihatkan kepingan emas Antam di Jakarta, Senin (30/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Ringkasan Berita
  • Harga emas dunia diprediksi menguat pekan depan dengan level resistance di US$3.400 dan support di US$3.296.
  • Katalis utama penguatan emas adalah spekulasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga tinggi karena inflasi AS masih di atas ekspektasi.
  • Ketegangan geopolitik global dan ketidakpastian ekonomi, termasuk ancaman tarif AS dan konflik internasional, mendorong investor beralih ke aset safe haven seperti emas.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA – Penguatan harga emas dunia diproyeksi berlanjut pada perdagangan pekan depan, periode 21–25 Juli 2025. Sejumlah katalis kembali meningkatkan minat para investor untuk berinvestasi pada aset safe haven.

Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi menerangkan, pada perdagangan pekan depan, emas akan menguji level resistance di level US$3.400 dan support di level US$3.296. Melansir Bloomberg, harga emas spot pada perdagangan 18 Juli 2025, naik 0,33% ke level US$3.349,94 per troy ounce.

Adapun sejumlah katalis dinilai bakal menjadi pendorong laju bullish emas pada perdagangan pekan depan. Salah satunya, bahwa The Fed diprediksi tidak akan memangkas suku bunga selepas rilis data inflasi yang masih berada di atas ekspektasi.

“Yang pertama adalah spekulasi Bank Sentral Amerika yang kemungkinan besar masih akan mempertahankan suku bunga tinggi karena data ekonomi yang masih cukup bagus, apalagi inflasi masih di atas ekspektasi,” katanya dalam keterangan resmi, Minggu (20/7/2025).

Adapun inflasi Amerika Serikat (AS) tercatat naik pada Juni 2025 yang dipicu oleh melonjaknya harga beberapa barang. Mengutip Reuters, Selasa (15/7/2025), Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan meskipun Indeks Harga Konsumen (IHK) menunjukkan peningkatan, tetapi inflasi inti tetap moderat jika dibandingkan bulan lalu.

Selain itu, ketegangan antara Presiden AS Donald Trump dengan Jerome Powell juga menjadi alasan lainnya yang membuat para investor lebih memilih pada aset safe haven.

Ancaman terhadap penambahan tarif AS kepada negara-negara BRICS juga dinilai bakal membuat panas situasi geopolitik global. Bahkan, Brasil diputuskan untuk mendapatkan tarif sebesar 50% terhadap ekspor negara itu ke AS. “Ini yang akan memanaskan situasi sehingga dolar mengalami penguatan dan harga emas dunia juga mengalami penguatan,” tambahnya.

Selain itu, penyerangan Israel terhadap Gaza baru-baru ini hingga penyerangan Rusia ke Ukraina, turut menjadi pendorong lainnya dari penguatan harga emas pekan depan. 

Dan di minggu depan, kalau saya lihat secara teknikal, baik daily maupun weekly harga emas dunia masih akan terus mengalami kenaikan kemungkinan tembus level US$3.400,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro