Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kimia Farma (KAEF) Ungkap Alasan BEI Cabut Suspensi Saham

Emiten farmasi BUMN yakni PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) memberikan klarifikasi terkait pencabutan suspensi saham oleh BEI.
Kimia Farma/kimiafarmaapotek.co.id
Kimia Farma/kimiafarmaapotek.co.id

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten farmasi pelat merah PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) memberikan klarifikasi terkait pencabutan suspensi sahamnya.

Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Kimia Farma Lina Sari mengatakan pembukaan kembali perdagangan saham oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dilakukan setelah perseroan menyampaikan laporan keuangan 2024, yang sebelumnya menjadi alasan otoritas bursa melakukan suspensi.

“Pembukaan penghentian sementara perdagangan efek oleh BEI disebabkan perseroan telah memenuhi kewajiban yang menjadi penyebab pemberlakuan suspensi efek,” ucap Lina dalam surat kepada BEI, Rabu (16/7/2025).

Melansir data RTI Infokom, saham KAEF kembali diperdagangan mulai 11 Juli 2025. BEI, dalam pengumumannya, menyebut pembukaan kembali saham karena perseroan telah memenuhi kewajibannya.

Saham KAEF sendiri kini berada di level Rp550 per saham atau mencerminkan penurunan sebesar 9,09% sejak awal tahun (year to date/YtD). Namun, dalam 3 bulan terakhir, saham pelat merah ini melonjak 56,63%.

Dari sisi kinerja, KAEF membukukan penjualan sebesar Rp9,93 triliun sepanjang 2024. Raihan ini naik 0,67% year on year (YoY) dari Rp9,87 triliun pada 2023.

Kinerja tersebut ditopang oleh penjualan kepada pihak ketiga di dalam negeri yang mencapai Rp8,81 triliun, turun 6,58% YoY dari Rp9,39 triliun. Sebaliknya, penjualan kepada pihak berelasi melonjak 165,29% menjadi Rp990,85 miliar.

Kinerja ekspor KAEF juga menunjukkan perbaikan. Total ekspor tumbuh 27,37% YoY dengan ekspor garam kina dan essential oil naik 16,96% YoY dari Rp100,65 miliar menjadi Rp117,73 miliar. Sementara itu, ekspor obat-obatan dan alat kesehatan meningkat 137,17% YoY dari Rp7,56 miliar menjadi Rp17,95 miliar.

Di tengah kenaikan penjualan, perseroan dapat menekan beban pokok penjualan sebesar 1,02% YoY menjadi Rp6,99 triliun. Hal ini pun mendorong pertumbuhan laba kotor sebesar 4,96% YoY menjadi Rp2,94 triliun pada 2024.

Kendati masih mencatat kerugian, KAEF memangkas rugi tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp842,27 miliar, menyusut 57,11% dibandingkan rugi bersih Rp1,96 triliun pada 2023.

_________

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper