Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup tergelincir ke zona merah, dengan melemah ke level 7.490 pada perdagangan Kamis (7/8/2025). Saham CDIA, BRMS, hingga CUAN menjadi saham-saham yang melemah sore ini.
Berdasarkan data Bloomberg, sebanyak 261 saham menguat, 343 saham melemah, dan 199 saham stagnan. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 7.490-7.580. Kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp13.462 triliun.
Saham milik Prajogo Pangestu PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA) menjadi salah satu saham yang melemah sore ini. Saham CDIA turun hingga 7,94% ke level Rp1.565 per saham.
Saham selanjutnya yang juga melemah adalah saham PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS). Saham BRMS turun 2,14% ke level Rp458 per saham.
Lalu, saham lainnya milik Prajogo Pangestu PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) juga turun 4,58% sore ini ke level Rp1.460 per saham.
Saham-saham lain yang melemah adalah saham WIFI turun 4,03% ke level Rp2.620, saham BRPT melemah 4,42% ke level Rp2.380, dan saham PTRO turun 4,18% ke level Rp3.440 per saham.
Baca Juga
Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas menjelaskan pelaku pasar mempertimbangkan meningkatnya ekspektasi penurunan suku The Fed dan potensi perubahan kepemimpinan di bank sentral.
Petinggi The Fed San Francisco Mary Daly mengungkapkan pemangkasan suku bunga acuan bank sentral AS kian mendekat. Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diperkirakan akan mencalonkan pengganti Gubernur Fed Adriana Kugler yang akan berakhir masa jabatannya pada akhir minggu.
Dari China, pasar mencerna data perdagangan terbaru yang mengalami surplus perdagangan sebesar US$98.24 miliar pada Juli. Ekspor dari China naik 7,2% dan impor secara tak terduga meningkat sebesar 4,1%. Hal ini didukung oleh pelonggaran sementara tekanan tarif dan meningkatnya harapan akan kemungkinan perpanjangan gencatan senjata perdagangan AS-China.
Dari dalam negeri, katalis positif datang dari rilis cadangan devisa bulan Juli 2025 yang tetap terjaga dan stabil. Bank Indonesia dalam rilisnya bahwa posisi cadangan devisa sebesar US$152 miliar atau lebih rendah dari posisi pada bulan sebelumnya yang membukukan sebesar US$152,6 miliar.
BI mengungkapkan meskipun sedikit turun dari posisi bulan sebelumnya, tetapi cadangan devisa tetap terjaga tinggi. Posisi cadangan devisa pada akhir Juli 2025 setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.