Bisnis.com, JAKARTA — PT Diastika Biotekindo Tbk. (CHEK) akan resmi listing perdana dengan melepas 862,43 juta saham atau persisnya 862.433.000. lembar saham, setara 8.624.330 lot pada hari ini, Kamis (10/7/2025).
Pada penawaran umum, berdasarkan fixed allotment atau penjatahan pasti, saham Diastika Biotekindo mengalami total kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 39,71 kali.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia yang dikutip Rabu (9/7/2025), total pesanan saham CHEK mencapai 34,24 miliar saham atau tepatnya 34.247.924.000 lembar saham, dari rencana 862,43 juta saham atau setara 20,08% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah penawaran umum perdana.
Adapun Diastika Biotekindo, perusahaan distributor alat kesehatan itu telah mematok harga initial public offering (IPO) Rp128 per saham sehingga perseroan meraup dana segar maksimal senilai Rp110,39 miliar.
Sebelumnya, CHEK telah merampungkan proses penawaran awal (bookbuilding) yang berlangsung pada 23-25 Juni 2025. Dalam bookbuilding, harga saham IPO BLOG ditawarkan dalam kisaran Rp120–Rp140 per saham.
Penetapan harga Rp128 per saham telah mempertimbangkan sejumlah faktor, a.l. kondisi pasar saat bookbuilding, permintaan investor, kinerja keuangan perseroan, hingga data dan informasi perseroan dan prospek industri.
Baca Juga
Selain itu, harga IPO CHEK juga memperhitungkan penilaian berdasarkan rasio perbandingan harga per laba (price to earnings ratio/PER) dan nilai perusahaan (enterprise value/EV) per EBITDA beberapa perusahaan publik yang tercatat di bursa efek regional.
Level harga IPO CHEK Rp128 per saham mencerminkan PER sebesar 42,37 kali atau lebih tinggi dibanding komparasi PER sejumlah perusahaan di bidang kesehatan sebesar 21,86 kali.
Sementara itu, price to book value (PBV) CHEK dikalkulasi sebesar 4,46 kali sebelum IPO dan turun menjadi 2,63 kali setelah IPO.
“Jika dibandingkan dengan posisi valuasi perusahaan sejenis di sektor healthcare yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia, yang menunjukkan rata-rata PBV sebesar 2,94 kali dan PER sebesar 21,84 kali, maka harga penawaran saham Perseroan dinilai cukup rasional,” tulis manajemen CHEK dalam prospektus.
Meskipun PER Diastika Biotekindo berada di atas rata-rata, tetapi PBV pasca-IPO disebut berada di bawah rata-rata sektor healthcare.
Adapun, seluruh dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum perdana saham ini setelah dikurangi biaya-biaya emisi efek, akan digunakan untuk modal kerja perseroan.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam penawaran umum perdana saham ini adalah PT Lotus Andalan Sekuritas.
Setelah IPO, komposisi pemegang saham CHEK terdiri atas PT Optel Investama Mulia sebesar 61,2%, TH M Nelly Susanti 16%, Health Alliance Limited 2,3%, Active Rich Investment Limited 0,46%, dan masyarakat 20,0%.
Laurentia Hariadi tercatat sebagai pengendali perseroan. Laurentia juga tercatat sebagai pemegang saham mayoritas di PT Optel Investama Mulia yang merupakan pemegang saham mayoritas CHEK.
Laurentia akan tetap menjadi pengendali CHEK dan tidak dapat mengalihkan pengendaliannya pada perseroan sampai dengan sekurang-kurangnya 12 bulan setelah Pernyataan Pendaftaran Penawaran Umum Perdana Saham perseroan menjadi efektif.
Sebagai informasi, Diastika Biotekindo membukukan laba bersih sebesar Rp15,17 miliar per Desember 2024 atau naik dari periode yang sama pada 2023 sebesar Rp13,59 miliar.
Adapun, penjualan CHEK tercatat Rp154,79 miliar, tumbuh dari posisi yang sama di 2023 sebesar Rp129,09 miliar.
PT Diastika Biotekindo didirikan pada 1989 dengan fokus menyediakan solusi untuk produk alat kesehatan dan alat laboratorium berkualitas tinggi.
Seiring dengan berjalannya waktu, perseroan berhasil menjalin kemitraan strategis dengan beberapa prinsipal alat Kesehatan terkemuka dari mancanegara, seperti Bio-Rad pada 1990 dan Thermo pada 2004. Kemitraan itu dijalin dalam memperluas jangkauan produk-produk alat kesehatan dan alat laboratorium di Indonesia.
Pada 2024, perseroan ditunjuk sebagai pemenang dalam pengadaan mesin Next-Generation Sequencing (NGS) G400 dari MGI di Universitas Brawijaya. Diastika Biotekindo terus berkembang sebagai salah satu yang terdepan dalam penyediaan solusi alat kesehatan dan alat laboratorium di Indonesia, dengan komitmen yang kuat untuk mendukung kemajuan di bidang kesehatan dan penelitian ilmiah.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.