Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan pelayaran, PT Pancaran Samudera Transport Tbk. (PSAT) segera menggelar penawaran umum IPO dengan harga pelaksanaan yang dibanderol sebesar Rp900 per saham.
Harga pelaksanaan initial public offering (IPO) Pancaran Samudera Transport itu merupakan batas atas dari rentang harga penawaran awal (bookbuilding) di kisaran Rp850-Rp900 per saham. Bookbuilding IPO Pancaran Samudera Transport telah dilaksanakan pada 23-25 Juni 2025.
"Dengan mempertimbangkan hasil penawaran awal, maka berdasarkan kesepakatan antara penjamin pelaksana emisi efek dengan perseroan ditetapkan harga penawaran Rp900 per saham," tulis manajemen PSAT dalam prospektus ringkas, Selasa (1/7/2025).
Lebih lanjut, penentuan harga itu juga mempertimbangkan beberapa faktor a.l. kondisi pasar saat bookbuilding dilakukan, valuasi saham perseroan, permintaan investor, kinerja keuangan perseroan, data, informasi, prospek, dan industri perseroan, serta kinerja saham perusahaan sejenis di pasar sekunder.
Dari aspek valuasi, manajemen PSAT menjelaskan harga IPO sebesar Rp900 per saham mencerminkan price to earnings ratio (PER) sebesar 4,66 kali dan price to book value (PBV) 0,02 kali. Valuasi itu memperhitungkan posisi keuangan PSAT pada akhir 2024 dengan laba bersih Rp243,36 miliar, jumlah ekuitas Rp1,17 triliun, laba per saham Rp193, dan book value per share Rp47.002,56.
Rasio PER dan PBV Pancaran Samudera Transport itu lebih rendah dibandingkan degan emiten sejenis, yaitu PT Trans Power Marine Tbk. (TPMA) dan PT IMC Pelita Logistik Tbk. (PSSI). Pada periode yang sama, TPMA dan PSSI memiliki PER sebesar 5,04 kali dan 8,55 kali.
Sebagai informasi, PSAT akan melepas sebanyak-banyaknya 222.353.000 lembar saham atau mewakili maksimal 15,00% dari jumlah seluruh modal ditempatkan dalam IPO. Artinya, perseroan akan menerima dana segar sebanyak Rp200,11 miliar.
Perseroan juga mengadakan Program Alokasi Saham Karyawan atau Employee Stock Allocation (ESA) dengan mengalokasikan saham sebanyak-banyaknya 555.000 saham, atau sebanyak-banyaknya sebesar 0,249% dari jumlah Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham.
Adapun dana IPO ini sebesar Rp175 miliar akan digunakan Perseroan untuk melakukan penyetoran modal kepada Perusahaan Anak Perseroan, yaitu PT Pancaran Karya Shipping (PKS), dalam bentuk ekuitas, sebanyak-banyaknya 175.000 saham baru yang akan dikeluarkan oleh PKS.
Dana yang diperoleh dari penerbitan saham baru akan digunakan oleh PKS untuk pembelian dua unit kapal bulk carrier, dengan tujuan untuk memperkuat armada dalam proyek Perseroan.
Rencana pembelian kapal bulk carrier tersebut berdasarkan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Kapal antara PT Pancaran Maritim Transportindo (PMT) dan PKS. PMT merupakan pihak terafiliasi dengan Perseroan.
Sementara itu, sisanya akan digunakan untuk keperluan modal kerja Perseroan yang berupa bahan bakar kapal.
Pada aksi korporasi ini, PSAT menunjuk PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. (TRIM) sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek. Penawaran umum saham PSAT akan dilaksanakan pada 2-4 Juli 2025 dan ditargetkan melantai di Bursa Efek Indonesia pada 8 Juli 2025.
Di sisi lain PSAT menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 15% usai menyelesaikan IPO. Direktur Pancaran Samudera Transport Wendi Arifin mengatakan PSAT berharap dapat mencetak pertumbuhan pada tahu 2025 ini.
“Target pertumbuhan [pendapatan] kami 10% sampai 15%. Karena kami tidak bisa terlalu agresif di kondisi saat ini,” ucap Wendi, pada paparan publik PSAT, di Jakarta, Selasa (24/6/2025).
Wendi menuturkan, tantangan utama yang dihadapi PSAT saat ini adalah volatilitas harga batu bara. Menurutnya, batu bara memiliki sifat cyclical atau dipengaruhi siklus.
“Saat harga batu bara baik, akan memberikan dampak positif bagi perusahaan. Tetapi kalau tertekan ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan,” tutur Wendi.
Sementara itu, Direktur Utama PSAT Susanto menjelaskan saat ini perseroan masih berfokus untuk mengangkut komoditas seperti batu bara. Ke depan, menurutnya terdapat sejumlah peluang untuk memperluas pasar perseroan dari angkutan komoditas lain yang bisa dimanfaatkan perseroan.
“Komoditas seperti pasir silika, kayu log, hingga bauksit itu menjadi peluang bagi kami ke depan,” ucapnya.