Bisnis.com, JAKARTA — PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk. (YUPI) akan membagikan dividen tunai tahun buku 2024 senilai Rp503,29 miliar kepada para pemegang sahamnya. Tanggal cum date dari dividen YUPI ini adalah pada 4 Juli 2025.
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), YUPI akan membagikan dividen sebesar Rp503,29 miliar ke pemegang sahamnya. Dividen ini setara dengan Rp58,90 per saham.
“Cum date dividen di pasar reguler dan negosiasi pada 4 Juli 2025,” tulis manajemen YUPI, dalam keterangan resmi, Selasa (1/7/2025).
Adapun, ex dividen YUPI pada pasar reguler dan negosiasi adalah pada 7 Juli 2025. Kemudian tanggal cum dividen YUPI di pasar tunai pada 8 Juli 2025, dengan ex dividen di pasar tunai pada 9 Juli 2025.
Sementara itu, tanggal daftar pemegang saham yang berhak atas dividen tunai YUPI adalah pada 8 Juli 2025, dengan tanggal pembayaran dividen pada 10 Juli 2025.
Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) YUPI tahun buku 2024 yang digelar pada Rabu (26/6/2025), menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp503,29 miliar atau sekitar 80% dari laba bersih tahun buku 2024.
Baca Juga
"Menyetujui penggunaan laba bersih perseroan tahun buku 2024 sebesar Rp503.292.361.472,00 atau sebesar 80% dari laba bersih perseroan [sebagai dividen],” kata manajemen YUPI dalam suratnya kepada Bursa, Senin (30/6/2025).
Adapun sepanjang 2024, YUPI mencatatkan penyusutan pendapatan sebesar 2,94% year-on-year (YoY) menjadi Rp3,04 triliun pada 2024 dari Rp3,13 triliun pada 2023. Akan tetapi, YUPI mencatatkan laba usaha yang terapresiasi 8,67% YoY menjadi Rp771,52 miliar pada 2024 dari Rp709,93 miliar pada 2023.
Dengan begitu, YUPI mencatatkan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih yang meningkat 12,39% YoY menjadi Rp629,10 miliar pada 2024 dari Rp559,74 miliar pada 2023.
Setelah mayoritas laba bersih dibagikan sebagai dividen oleh YUPI, sebesar Rp82,88 miliar akan disisihkan perseroan sebagai dana cadangan. Sementara itu, sisanya sekitar Rp42,92 miliar akan dibukukan perseroan sebagai laba ditahan guna penambahan modal kerja.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.