Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Patok Harga IPO hingga Rp900 per Saham, Pancaran Samudera (PSAT) Beberkan Alasannya

Pancaran Samudera Transport (PSAT) menjelaskan alasan menentukan harga penawaran umum perdana saham atau IPO sebesar Rp850-Rp900 per saham.
Pengunjung beraktivitas di main hall Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Jumat (10/1/2025)./JIBI/Bisnis/Abdurachman
Pengunjung beraktivitas di main hall Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Jumat (10/1/2025)./JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pancaran Samudera Transport Tbk. (PSAT) mematok harga penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp850-Rp900 per saham. PSAT menjelaskan alasan dari penentuan harga ini.

Direktur PSAT Wendi Arifin menuturkan saat ini perseroan ingin menawarkan harga saham yang kompetitif dan menarik bagi investor untuk ikut serta dalam IPO PSAT.

“Kalau melihat laporan keuangan tiga tahun terakhir, harga ini sangat menarik di mata investor. Kami melihat kekuatan finansial kami dan tingkat pertumbuhan yang positif,” kata Wendi pada paparan publik PSAT, Selasa (24/6/2025).

Dia melanjutkan, harga ini berasal dari valuasi perseroan. Menurutnya, valuasi PSAT saat ini, angka price to earning ratio (PER) di sekitar 5,2 kali sampai 5,5 kali.

Angka ini menurutnya lebih kecil dibandingkan dengan kompetitor lainnya dengan PER di atas 8 kali.

“Dan price book value yang ditawarkan untuk harga saham ini masih di sekitar satu kali,” ucapnya.

Sementara itu, Head of Capital Market/Investment Banking Trimegah Sekuritas Nurleni Febriana menjelaskan di balik harga penawaran tersebut, PSAT memiliki ekuitas yang tinggi, yaitu sekitar Rp1,175 triliun. Sebelumnya, ekuitas PSAT menurutnya hanya Rp20 miliar.

Nurleni juga menjelaskan PSAT hanya melepas 15% saham ke masyarakat, sehingga perhitungan angka penawaran Rp850-Rp900 per saham tidak terlalu tinggi.

Lebih lanjut, Direktur Utama PSAT Susanto mengatakan perseroan optimistis saat ini menjadi waktu yang tepat untuk masuk ke Pasar Modal Indonesia. Apalagi, lanjutnya, saat ini industri jasa pelayaran dan pengangkutan batu bara memiliki prospek yang sangat positif seiring dengan meningkatnya kebutuhan energi, baik di pasar domestik maupun ekspor.

"Permintaan batu bara, terutama untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) terus menunjukkan tren kenaikan. Hal ini mendorong tingginya kebutuhan akan layanan angkutan aut yang andal dan efisien. Menjadi perusahaan terbuka adalah salah satu komitmen kami untuk terus hadir menjadi salah satu solusi yang terbaik bagi mitra kami," ujarnya.

Susanto menyebut permintaan domestik juga diproyeksikan meningkat pada tahun 2025 tercermin dari potensi kenaikan Domestic Market Obligation (DMO) batu bara yang diperkirakan mencapai 229,3 juta ton, naik 4,05% dibandingkan target DMO tahun 2024 sebesar 220 juta ton.

Lonjakan ini mencerminkan bertambahnya kebutuhan energi nasional dan memberikan peluang signifikan bagi perusahaan pelayaran untuk meningkatkan volume pengangkutan, baik untuk distribusi dalam negeri maupun ekspor.

_______

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper