Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saran Pengamat ke Regulator Agar Pasar Kembali Bergairah

Langkah-langkah terobosan dari regulator yang pro kepada pasar dibutuhan untuk mendorong gairah pasar saham Indonesia.
Pengunjung beraktivitas di dekat layar pergerakan saham gabungan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (28/4/2025)./ JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pengunjung beraktivitas di dekat layar pergerakan saham gabungan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (28/4/2025)./ JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Regulator perlu melakukan terobosan yang pro kepada pasar untuk mendorong gairah pasar saham yang sempat redup belum lama ini.

Deputi Presiden Direktur Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma mengatakan saat ini pertumbuhan jumlah Single Investor Daily (SID) tidak serta merta menaikkan transaksi harian karena semestinya dilihat juga pelaku yang aktif bertransaksi setiap harinya.

Saat ini, realitasnya, kata dia, jumlah investor ritel yang aktif lebih rendah dibandingkan dengan pada saat pandemi Covid-19.

Menurutnya lesunya aktivitas perdagangan juga ditambah tekanan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat jatuh ke level 6.000 menjadi faktor utama belum dapat tercapainya target nilai transaksi harian. 

Dia melanjutkan meskipun IHSG sudah rebound ke atas 7.000, minat investor masih belum pulih.Pasalnya investor asing pun masih mencatatkan net sell hingga Rp49 triliun.

Suria menilai, agar gairah pasar kembali, diperlukan langkah-langkah terobosan yang lebih berani dari regulator. 

"Mungkin perlu dobrakan -dobrakan yang lebih berani terutama terkait pembukaan kode broker dan domisili, Unusual Market Activity atau UMA dan Forced Cooling-Down Announcement atau FCA, dan lainnya yang walaupun tujuannya baik tapi ternyata menurunkan minat investor retail khususnya," ujarnya kepada Bisnis dikutip, Minggu (22/6/2025).

Sementara itu, Freddy Tedja, Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Tbk.(MAMI) menganalisa adanya titik terang dari negosiasi tarif antara Amerika Serikat dan berbagai negara sebagai salah satu pemicu balik arah pergerakan pasar kendati kesinambungan penguatan ini masih rentan.

“Eksekusi kebijakan pro pertumbuhan dan transisi belanja pemerintah yang tepat sasaran sangat kita harapkan untuk dapat mendorong konsumsi dan daya beli masyarakat, dan pada akhirnya memperbaiki kinerja korporasi pada semester II/2025 ini,” katanya.

Freddy juga menyoroti pergeseran dinamika global. Melemahnya dominasi ekonomi AS membuat pasar Asia, termasuk Indonesia, semakin menarik bagi investor global.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Edi Suwiknyo
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper