Bisnis.com, JAKARTA — Entitas usaha PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) atau Surge yang terafiliasi dengan Hashim Djojohadikusumo merancang penerbitan obligasi dan sukuk senilai total Rp2,5 triliun.
Entitas usaha yang dimaksud ialah PT Integrasi Jaringan Ekosistem yang menjalankan kegiatan usaha utama aktivitas telekomunikasi dengan kabel, internet service provider, dan periklanan.
Dalam laporan keuangan WIFI per 31 Maret 2025, PT Integrasi Jaringan Ekosistem tercatat sebagai entitas anak dengan kepemilikan tidak langsung melalui PT Jaringan Infra Andalan. Presiden Komisaris Surge Hermansjah Haryono juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Integrasi Jaringan Ekosistem.
WIFI memiliki 99,7% saham PT Integrasi Jaringan Ekosistem melalui PT Jaringan Infra Andalan. PT Integrasi Jaringan Ekosistem tercatat mulai beroperasi sejak 2019 dan memiliki total aset sebelum eliminasi sebesar Rp2,69 triliun.
Berdasarkan prospektus ringkas yang dikutip Rabu (18/6/2025), PT Integrasi Jaringan Ekosistem menggelar penawaran umum Obligasi Integrasi Jaringan Ekosistem Tahun 2025 dengan jumlah pokok maksimal Rp1,25 triliun. Obligasi itu diterbitkan dalam dua seri dengan tenor 370 hari kalender dan 3 tahun sejak tanggal emisi.
Pada saat bersamaan, PT Integrasi Jaringan Ekosistem juga menawarkan Sukuk Integrasi Jaringan Ekosistem Tahun 2025 sebanyak-banyaknya Rp1,25 triliun dengan dua tenor yang sama dengan emisi obligasi.
PT Integrasi Jaringan Ekosistem berencana menggunakan dana hasil emisi obligasi untuk tiga pos utama. Pertama, sekitar Rp300 miliar untuk melunasi sebagian pokok Obligasi I Integrasi Jaringan Ekosistem Tahun 2024.
Kedua, sekitar Rp381,43 miliar untuk melunasi sebagian pokok fasilitas perbankan dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI).
Ketiga, sekitar Rp435 miliar untuk pembangunan jaringan fiber to the home (FTTH) untuk 300.000 homepass yang berlokasi di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, dan Banten. Pembangunan itu ditargetkan selesai pada 2025.
Sisanya, untuk modal kerja a.l. biaya pembelian perlengkapan penunjang, biaya pengembangan layanan, biaya pemasaran, biaya pelatihan, serta biaya overhead.
Sementara itu, dana hasil penerbitan sukuk ijarah akan digunakan sekitar Rp300 miliar untuk melunasi sisa dari pokok Obligasi I Integrasi Jaringan Ekosistem 2024 yang belum dilunasi dengan dana hasil obligasi.
Selanjutnya, sekitar Rp381,43 miliar untuk melunasi sebagian pokok fasilitas perbankan dari BNI. Sekitar Rp435 untuk pembangunan jaringan fiber to the home (FTTH) untuk 300.000 homepass yang berlokasi di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, dan Banten.
Sisanya, untuk modal kerja a.l. biaya pembelian perlengkapan penunjang, biaya pengembangan layanan, biaya pemasaran, biaya pelatihan, serta biaya overhead.
Pada perkembangan lain, Direktur Surge Shannedy Ong melaporkan anak perseroan WIFI PT Integrasi Jaringan Ekosistem (IJE) berencana melakukan aksi korporasi berupa penambahan modal melalui penerbitan saham baru kepada investor strategis, yaitu NTT e-Asia Pte., Ltd.
Penambahan modal tersebut akan dimintakan persetujuannya melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan diselenggarakan pada 30 Juni 2025.