Bisnis.com, JAKARTA - Harga saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) kembali tersulut tinggi ke zona hijau setelah pemegang saham pengendalinya melakukan aksi borong saham. Dalam perdagangan kemarin, Senin (11/8/2025), saham WIFI ditutup naik 5,47% ke level harga Rp2.700 per lembar.
Penyulut kenaikan itu setelah PT Investasi Sukses Bersama (ISB) -yang salah satu pemegang saham terbesarnya perusahaan Hashim Sujono Djojohadikusumo- mengumumkan penambahan kepemilikan di harga premium Rp2.880. Jumlah saham yang diborong mencapai 30.095.800 lembar atau setara Rp86,67 miliar.
Sebelumnya perusahaan ini juga ambil bagian dalam right issue dengan target Rp5,9 triliun pada Juli 2025 lalu. Saat itu, perusahaan Hashim Djojohadikusumo itu menebus separuh right sesuai kepemilikan sahamnya.
Sementara itu, Direktur Surge Shannedy Ong mengatakan bahwa perseroan telah menerima surat yang disampaikan oleh PT Investasi Sukses Bersama pada 11 Agustus 2025. Setelah transaksi saham tersebut, jumlah saham ISB di WIFI meningkat dari 2.848.251.929 saham atau 53,65% menjadi 2.878.347.729 saham atau 54,22%.
“Tujuan transaksi [pembelian saham WIFI oleh ISB] untuk menambah portofolio efek dengan status kepemilikan langsung,” tulisnya dalam keterbukaan informasi, Senin (11/8/2025).
Sepanjang tahun berjalan (year-to-date/YtD) 2025, saham WIFI telah melesat lebih dari 550% dengan kapitalisasi pasar tembus Rp10 triliun.
Baca Juga
Berdasarkan konsensus yang dihimpun Bloomberg, Senin (11/8/2025) pukul 16.07 WIB, seluruh sekuritas yang mengulas saham WIFI memberikan rekomendasi beli.
Sementara itu, target harga saham WIFI hingga 12 bulan ke depan menurut para analis berada di level Rp3.790 dengan potensial return 43,6% dari harga terakhir di level Rp2.640.
Proyek Internet Murah
WIFI sendiri menarik perhatian publik karena rencana ekspansinya untuk internet murah. Pada April 2025 lalu, perusahaan telah mendatangkan investor Jepang Nippon Telegraph & Telephone East Corp (NTT East) ke anak usahanya PT Integrasi Jaringan Ekosistem (IJE).
Direktur WIFI, Shannedy Ong kala itu menjelaskan NTT East masuk jadi pemegang 49% saham IJE lewat private placement dengan investasi sebesar Rp4 triliun. Keduanya akan mengumpulkan total dana sebanyak Rp9,8 triliun untuk pengembangan bisnis internet jaringan ke rumah (Fiber To The Home/FTTH) harga murah.
Entitas WIFI disebut memperkuat pasar internet murah Tanah Air dengan tawaran langganan Rp100.000 per bulan. Dalam 5 tahun ke depan perusahaan menargetkan menjangkau 40 juta rumah.
Dalam perkembangan lain, WIFI telah menyatakan ketertarikannya untuk mengikuti seleksi lelang frekuensi 1,4 GHz yang dibuka oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Frekuensi tersebut akan digunakan untuk layanan akses nirkabel pita lebar (broadband wireless access/BWA) yang memungkinkan pemberian dukungan untuk internet cepar dan murah.
Presiden Direktur Surge Yune Marketatmo, membenarkan pihaknya tengah mempertimbangkan peluang tersebut. “Surge [WIFI] berminat atau tertarik dengan lelang tersebut,” kata Yune saat dihubungi Bisnis beberapa waktu lalu (29/7/2025).
Teranyar, manajemen WIFI menyatakan masih berada dalam tahap kajian internal untuk memastikan kesiapan serta kesesuaian strategi perusahaan dalam mengikuti lelang (e-Auction) pita frekuensi 1,4 GHz yang dijadwalkan berlangsung pada 11–13 Agustus 2025.
“Kami masih dalam tahap kajian internal untuk memastikan kesiapan dan kesesuaian strategi perusahaan terkait e-Auction 1,4 GHz tersebut,” kata Yune kepada Bisnis, Kamis (7/8/2025).
Objek seleksi ini terdiri atas tiga regional, masing-masing mencakup rentang frekuensi radio 1432 MHz dalam satu blok selebar 80 MHz, dengan mode frekuensi time division duplexing. Izin penggunaan pita frekuensi radio (IPFR) yang diberikan berlaku selama 10 tahun.
Peserta seleksi merupakan penyelenggara telekomunikasi yang memiliki perizinan usaha sesuai klasifikasi baku lapangan usaha Indonesia (KBLI) yang berlaku, termasuk penyelenggara jaringan tetap berbasis fiber optik dan penyelenggara layanan internet (ISP).
Secara kinerja, WIFI membukukan laba bersih sebesar Rp227,9 miliar dan pendapatan sebesar Rp513,4 miliar hingga semester I/2025. Pendapatan ini naik 66,17% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp309 miliar.
Pendapatan ini diperoleh dari iklan sebesar Rp232,8 miliar, bandwidth sebesar Rp241,2 miliar, pendapatan sewa core sebesar Rp31,4 miliar, colocation sebesar Rp1,15 miliar, dan manage telco service senilai Rp7,5 miliar.
Kemudian beban pokok pendapatan WIFI turun 6,59% secara tahunan menjadi Rp121,1 miliar dari sebelumnya sebesar Rp129,6 miliar. Alhasil, laba bruto WIFI meningkat menjadi Rp392,3 miliar pada semester I/2025. Laba bruto ini naik 118,76% dari semester I/2024 yang sebesar Rp179,3 miliar.
Raihan tersebut membuat laba bersih WIFI melesat hingga 153,62% menjadi Rp227,9 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp89,8 miliar secara tahunan.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.