Bisnis.com, JAKARTA — Emiten produsen rokok PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) akan menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada akhir Juni 2025.
Berdasarkan pengumuman yang dikutip Minggu (15/6/2025), RUPST Gudang Garam 2025 akan berlangsung pada Rabu, 25 Juni 2025, di Grand Surya Hotel, Kediri, Jawa Timur.
Adapun, RUPST Gudang Garam tersebut memiliki delapan mata acara di antaranya persetujuan penggunaan laba bersih tahun buku 2024 hingga perubahan susunan pengurus perseroan.
Dilansir dari laporan tahunan Gudang Garam 2024, emiten rokok itu tidak membagikan dividen untuk kinerja tahun buku 2023.
“Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada tanggal 28 Juni 2024, pemegang saham menyetujui untuk tidak melakukan pembagian dividen,” tulis Manajemen Gudang Garam.
Kendati demikian, Gudang Garam tercatat membagikan dividen untuk kinerja tahun buku sebelumnya atau periode 2022.
Baca Juga
RUPST Gudang Garam yang berlangsung pada 26 Juni 2023 memberikan lampu hijau pembagian dividen Rp2,3 triliun atau Rp 1.200 per lembar saham. Jumlah itu setara dengan 83,1% dari laba tahun buku 2022.
Untuk kinerja tahun buku 2024, Gudang Garam mencatatkan laba bersih sebesar Rp980,8 miliar sepanjang 2024.
Torehan laba bersih itu anjlok 81,58% dibandingkan dengan capaian laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya di angka Rp5,32 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan yang berakhir Desember 2024, GGRM mencatat pendapatan sebesar Rp98,65 triliun, susut 17,06% dibandingkan dengan pendapatan tahun 2023 di level Rp118,95 triliun.
Adapun, pendapatan GGRM sebagian besar berasal dari penjualan sigaret di dalam negeri, secara tahunan mengalami penurunan signifikan.
GGRM menghimpun pendapatan sebesar Rp97,33 triliun dari penjualan domestik, terkoreksi 17,13% dari pendapatan 2023 di level Rp117,45 triliun.
Sementara itu, penjualan ekspor sepanjang 2024 sebesar Rp1,31 triliun, bergerakan minus dari torehan sepanjang 2023 sebesar Rp1,49 triliun.
Di sisi lain, GGRM mencatatkan biaya pokok pendapatan sebesar Rp89,27 triliun sepanjang 2024. Posisi beban itu susut 14,45% dari pencatatan beban tahun 2023 di angka Rp104,35 triliun.
Sebagian besar pos beban ini berasal dari biaya pokok penjualan rokok dan kertas karton mencapai Rp86,98 triliun sepanjang 2024.
Setelah dikurangi biaya pokok pendapatan, GGRM menghimpun laba bruto sebesar Rp9,37 triliun sepanjang 2024, susut 35,74% dari posisi laba bruto tahun 2023 sebesar Rp14,59 triliun.
Dengan demikian, laba per saham, dasar dan dilusian GGRM kini bergerak ke level Rp510, bergerak minus dari posisi tahun 2023 di angka Rp2.767.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.