Bisnis.com, JAKARTA – Berita pilihan Bisnis Indonesia Premium edisi Kamis (12/6/2025) mulai dari saham Garuda Indonesia (GIAA) yang melonjak, obligasi BBNI, hingga banjir impor mobil utuh.
1. Rugi Garuda (GIAA), Modal Danantara, dan Saham yang Mulai Mengangkasa
Di tengah kondisi keuangan yang merugi, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) meminta kucuran modal dari Danantara. Kabar tersebut membuat sahamnya mulai terbang mengangkasa.
Mengutip laporan keuangan, Garuda membukukan kerugian sebesar US$76,48 juta pada kuartal I/2025. Meski kinerja terkontraksi, realisasi tersebut lebih baik dari periode yang sama tahun lalu (YoY), yaitu minus US$97,03 juta.
Baca Juga
2. Rencana DailyCo Akuisisi Yummy Corp & Sinyal Konsolidasi Besar di Industri Startup F&B
Startup operator multi-merek F&B asal Indonesia, DailyCo, dikabarkan tengah menyelesaikan proses akuisisi terhadap Yummy Corp, perusahaan F&B yang sebelumnya mendapat dukungan dari Softbank Ventures.
Melansir DealstreetAsia, akuisisi tersebut akan dilakukan melalui kesepakatan pertukaran saham atau share swap, menurut sumber yang mengetahui transaksi tersebut. Dengan begitu akuisisi tersebut memungkinkan integrasi antara aset dan lini bisnis kedua perusahaan tanpa transaksi tunai langsung.
3. Emisi Obligasi BBNI kala Likuiditas Ketat & Biaya Kredit Meningkat
PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) bersiap menerbitkan obligasi berkelanjutan pada semester II/2025.
Langkah itu pun membuka ruang bagi perseroan untuk mengendurkan tekanan likuiditas dan peningkatan biaya kredit yang turut berpengaruh pada margin emiten perbankan pelat merah tersebut.
4. Sinyal Pemulihan Terbatas untuk Telkom (TLKM), Indosat (ISAT) dan XLSmart (EXCL)
Laba Telkom (TLKM) dan XLSmart (EXCL) terkontraksi, sementara Indosat (ISAT) naik tipis pada kuartal I/2025. Hal itu tidak lepas dari tantangan pada pelemahan daya beli dan persaingan harga.
Namun, sinyal pemulihan untuk TLKM, ISAT dan EXCL mulai tampak setelah persaingan harga yang mulai mereda. Momentum konsolidasi operator dan dan perbaikan harga memantik asa untuk perbaikan kinerja pada paruh kedua 2025.
5. Banjir Impor Mobil Utuh dan Ancaman Deindustrialisasi
Kinerja impor mobil secara utuh (completely built up/CBU) mengalami tren kenaikan sejak pandemi Covid-19. Pangsa pasar mobil impor pun kian menggemuk seiring dengan masifnya merek mobil listrik asal China yang mendominasi pasar domestik.
Mengacu data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sepanjang Januari-April 2025, capaian impor mobil utuh sebanyak 41.900 unit, dengan pangsa pasar 15,7% dari total penjualan ritel sebanyak 267.514 unit.