Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) diproyeksikan akan bergerak sideways pada hari ini, Kamis (12/6/2025) pasca pelemahan perdagangan kemarin seiring dengan aksi profit taking.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup melemah 0,11% atau 8,2 poin ke level 7.222,45 pada perdagangan kemarin, Rabu (11/6/2025).
Namun, IHSG masih bertahan di zona hijau, menguat 2,01% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025.
Pasar saham Indonesia juga mencatatkan nilai beli bersih atau net buy asing sebesar Rp79,31 miliar pada perdagangan kemarin. Meskipun, sepanjang tahun berjalan atau sejak perdagangan perdana 2025, pasar saham Indonesia mencatatkan net sell asing sebesar Rp48,77 triliun.
Analis Phintraco Sekuritas Ratna Lim mengatakan pelamahan IHSG kemarin akibat aksi profit taking pasca penguatan signifikan sehari sebelumnya. Selain itu, adanya ex date dividen PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) yang membagikan dividen besar juga berkontribusi terhadap koreksi IHSG.
Secara teknikal, IHSG mampu bertahan di atas level MA200 sekitar 7.132. Indikator MACD masih berpeluang mengalami golden cross. Namun histogram volume menunjukkan tekanan jual.
Baca Juga
"Sehingga diperkirakan IHSG bergerak sideways pada kisaran level 7.170-7.270," tulis Ratna dalam risetnya pada Kamis (12/6/2025).
Terdapat sentimen yang menyertai pergerakan IHSG pada hari ini. Dari AS, akan dirilis data PPI per Mei 2025 yang diperkirakan sebesar 0,2% secara bulan dari deflasi 0,5% secara bulanan di April 2025.
Dari domestik, akan dirilis data consumer confidence per Mei 2025, yang diperkirakan naik pada level 122,2 dari 121,7 per April 2025.
IHSG diproyeksikan mencapai level resistance 7.270 pada hari ini. Kemudian, level pivot 7.250 dan level support 7.170.
Saham-saham yang dapat dicermati pada perdagangan hari ini meliputi PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS), PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON), PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA), PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.