Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Menguat Sentuh Level Rp16.260 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat pada level Rp16.260 per dolar AS atau 15 poin pada akhr perdagangan hari ini, Rabu (11/6/2025).
Pegawai melayani nasabah melakukan penukaran mata uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Rabu (4/6/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai melayani nasabah melakukan penukaran mata uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Rabu (4/6/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah ditutup menguat pada level Rp16.260 per dolar AS atau 15 poin pada akhr perdagangan hari ini, Rabu (11/6/2025).  

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah terapresiasi 0,09% atau 15 poin ke level Rp16.260 per dolar AS pada Rabu (11/6/2025). Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,01% menjadi 99,03.

Sementara itu, mata uang di Asia menutup perdagangan hari ini dengan variatif. Won Korea Selatan melemah 0,47%, yuan China menguat 0,02%, dan ringgit Malaysia menguat 0,04%. 

Analis mata uang Ibrahim Assuaibi menerangkan penguatan rupiah hari ini tidak terlepas dari sejumlah faktor dari dalam maupun luar negeri.

Dari eksternal, perkembangan tarif Trump di pengadilan banding menjadi perhatian pelaku pasar. Adapun, tarif Trump tetap berlaku dan berita tersebut mengimbangi beberapa optimisme bahwa AS dan China sudah mencapai progres dalam perundingan dagang.

“Meskipun para pejabat memberikan sedikit rincian aktual tentang perjanjian tersebut,” kata Ibrahim dalam keterangannya, dikutip Rabu (11/6/2025).

Selain itu, fokus pelaku pasar juga tertuju ke data inflasi harga konsumen AS. Rilis data inflasi akan memberikan arah lebih lanjut mengenai kondisi ekonomi AS. Data tersebut, oleh Ibrahim, diperkirakan bakal menunjukkan penguatan inflasi pada Mei 2025.

Sementara dari dalam negeri, pelaku pasar masih mencermati perbedaan angka garis kemiskinan versi Bank Dunia dan BPS. Bank Dunia yang menggunakan purchasing power parity dan BPS yang menggunakan metode cost of basic needs, berhasil memberikan perbedaan hasil yang signifikan.

Adapun, data per September 2024 dari BPS mencatat tingkat kemiskinan nasional sebesar 8,57% atau sekitar 24 juta jiwa. Sementara menurut Bank Dunia, dengan garis kemiskinan 6,85 dolar AS PPP per kapita per hari, dengan menggunakan PPP 2017 atau sebelum revisi, sekitar 60,3% penduduk Indonesia pada 2024 dianggap hidup di bawah standar kemiskinan menengah atas.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper