Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Optimistis Hasil Negosiasi AS-China, Wall Street Lanjut Reli

Bursa Amerika Serikat (AS) ditutup naik pada Selasa (10/6/2025) karena investor bertaruh pada hasil positif dari pembicaraan perdagangan AS-China.
Pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle
Pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA -  Bursa Amerika Serikat (AS) ditutup naik pada Selasa (10/6/2025) setelah investor meyakini hasil positif dari pembicaraan perdagangan AS-China terkait saling balas tarif tinggi perdagangan kedua negara.

Berdasarkan data Reuters pada Rabu (11/6/2025), indeks S&P 500 naik 33,95 poin, atau 0,57%, hingga ditutup pada 6.039,83 poin, sementara Nasdaq Composite naik 125,00 poin, atau 0,64%, hingga ditutup pada 19.717,33. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average ditutup naik 119,44 poin, atau 0,28%, pada 42.881,20.

Wall Street mengharapkan perbaikan persyaratan perdagangan setelah keringanan dari kesepakatan awal yang dicapai bulan lalu dibayangi oleh tuduhan Washington bahwa Beijing memblokir ekspor mineral tanah jarang yang penting bagi sektor kedirgantaraan, semikonduktor, dan pertahanan.

Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengatakan pembicaraan dagang berjalan dengan baik dan ia berharap pembicaraan itu akan berakhir pada Selasa malam, tetapi mengatakan pembicaraan itu bisa berlanjut hingga Rabu besok waktu setempat.

Pasar saham AS telah melonjak dalam beberapa minggu terakhir, pulih dari kemerosotan pada bulan April yang dipicu oleh tarif global "Hari Pembebasan" Presiden AS Donald Trump.

Keyakinan investor bahwa Amerika Serikat akan mencapai perjanjian dagang yang mengurangi hambatan tarif Trump yang ketat, S&P 500 sekarang diperdagangkan tepat di bawah rekor tertingginya pada bulan Februari.

"Harapannya adalah mereka akan menemukan jalan keluarnya, dan bahwa tingkat tarif Hari Pembebasan tidak akan pernah terlihat. Anda tidak dapat mencapai valuasi pasar seperti yang kita miliki dan membuat tingkat tarif tersebut mendekati kenyataan," kata Scott Ladner, kepala investasi di Horizon Investments.

Investor tengah menunggu data harga konsumen AS pada hari Rabu untuk mendapatkan petunjuk mengenai arah suku bunga Federal Reserve

Bank Dunia memangkas perkiraan pertumbuhan global untuk tahun 2025 sebesar 0,4 poin persentase menjadi 2,3%, dengan mengatakan tarif yang lebih tinggi dan ketidakpastian yang meningkat menimbulkan hambatan signifikan bagi hampir semua perekonomian.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper